Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

"Mandikan Aku Bunda"

(Terinspirasi dari kisah nyata) Setelah sekian lama aku berkutat dengan masa kuliahku ini, akhirnya aku bisa bernafas lega. Rasanya setelah dinyatakan lulus itu sangatlah bebas. Walaupun aku tahu, masih banyak jalan yang panjang yang harus aku tempuh. Tapi setidaknya, masa yang sulit itu bisa dicapai juga. Aku lulus dengan nilai terbaik dijurusan yang aku tempuh. Hanya memerlukan waktu 4 tahun akhirnya aku lulus dan ini suatu kebanggaan tersendiri buat aku karena aku termasuk mahasiswa yang lulus dengan cepat. Aku pun banyak yang menawarkan pekerjaan sebelum aku lulus. Namun, hanya satu yang aku ambil, yaitu dibagian keuangan perbankan, sama seperti jurusan yang aku tempuh ini. Setelah diwisuda, rasanya seperti baru kemarin aku masuk sekolah dasar(SD), namun kini aku sudah mendapat gelar sebagai sarjana Ekonomi dengan nilai terbaik tahun ini. Sungguh sangat membanggakan aku dan juga orangtua ku. Terlebih aku kini bisa memikirkan masa depan aku dengan Dimas, laki-laki yang

Bayangmu

Jika ini adalah perpisahan Mungkin aku tak akan melihatmu lagi Jejakmu pun tak akan ku lalui lagi Namun dalam nyata kau tetap disini Dihati yang mana ku simpan Bahkan orang lain tak tahu dengan ini semua Aku melangkah dan terus melangkah Seakan letih tetap membekap hati ini Tidak mengerti dan bimbang ku lalui Aku bahkan tercecer oleh ribuan jejak sana Yang seakan terus meninggalkanku Aku tahu aku harus berlari kearah mana Namun nyatanya itu sulit Kau masih tetap ada disini Kau buatku menyerah dalam pencarianku Aku resah dengan semua ini Namun aku sadar bahwa bayangmu sulit ku tinggalkan Adakah sedikkit makna yang kau punya? Untuk aku yang mungkin selalu bertanya Ini semua harus kulalui Mungkin entah sampai kapan Namun yang ku tahu, bayangmu tersimpan dihati ini Ada kalanya aku harus mengemis cinta pada yang lain Namun nyatanya kau tak mampu ku gantikan disisa waktuku Kau lah bayangan ku yang tak pernah terhapus Oleh rintik hujan sekali

Seuntai Dilema

Resah, gelisah Semua bercampur dalam hati ini Seperti warna pelangi Namun warnanya pudar Termakan oleh Waktu Yang berdiam dan membisu Seakan hanya ada dua warna Yang bercampur menjadi kelabu Kuucap lewat sanubari Mengucap namamu yang tak lagi dihati Hanya seranting dilema Dan seuntai dilema Serta seraut dilema Yang kini kurasakan padamu Aku ragu dengan semua ini Hanya diam yang ku lalui Senyumku menandakan tangis dihati Sayap-sayap ku rapuh Berserakan disetiap langkah ku lalui Aku tak mampu mengharapkannya Ia lenyap seakan lubang Menjatuhkan nafas yyang terpenggal Aku masih ingat akan senyumnya Namun pikirku resah untuk mengingatnya Rasa cinta lenyap Oleh seuntai dilema yyang ku milikki Dengan beragam cerita ku lantunkan Rembulan dan Bintang Hanya diam menatap dalam malam Terlukis dilemaku Dalam Seuntai Dilema