Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Seharusnyakah...

Seharusnya tak ada tangisan disetiap tawanya Bukankah awal kita mengenalnya adalah dengan sebuah harapan? Dan kita mendengarnya dengan sebuah kebahagiaan? Namun apakah ada raut yang harus menjadi kesedihan? Rasanya tidak ada Karena kita seharusnya mentiadakan suatu kebahagiaan Bila pada ahirnya kita mengenal kesedihan Memang hal itu ialah pelengkap disetiap tetes air mata Mungkin pula menjadi sebab kita mencari yang mampu membangun senyum Kasih, benarkah ketentuan itu ada? Tapi mengapa kau kini hilangkan bayangmu disela waktu ku rindu Mengapa ada sesal dalam setiap detiknya? Aku merasakan ini bukanlah hal baru Namun ku tahu arti dari sebuah kisah adalah merasakan pahit Mungkin kau benar, tidak seharusnya aku mengenal “kita” Dan kau benar seharusnya aku masih terduduk diruang tunggu untuk menantikan cinta itu

Hidup itu diantara 'Adzan dan Sholat'

Kita hidup di dunia ini memang hanya sementara. Tidak ada yang kekal, semua yang hidup akan binasa pada akhinya. Tidak ada tujuan lain selain kematian setelah kehidupan. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa akan ada kehidupan yang kekal setelah tibanya kematian , maka ini menandakan bahwa kita hidup hanyalah sementara didunia ini. Penulis ingin mengajak merenung kepada pembaca, untuk mengingat dan menyadarkan bahwa hidup bagi seorang muslim ialah diantara “Adzan dan Sholat”. Bagaimana tidak, seorang muslim ketika dilahirkan ke dunia ini langsung mendengarkan atau dikumandangkan adzan baginya. Kemudian saat kematian, mereka disholatkan. Maka penulis simpulkan bahwa hidup seorang muslim itu ada diantara Adzan dan Sholat. Kita banyak berdosa pada sesama manusia, teman kita, bahkan kita secara tidak langsung menyakiti perasaan orang tua kita terutama ibu kita sendiri, dosa yang seperti ini jika kita terus lakukan maka akan menjadi dosa besar saudara. Penulis mengakui sangat ban

Sayap-sayap Cinta

Lebih ku kenal akan garis tanganmu Ketika dahulu genggamanku Berdekap dilengan indahmu Dan alunan cinta itu Terasa masih tersemat dihati ini Entah harus berapa lama rasa itu akan ada Namun itu semua hanya kenangan Rapuh termakan wakktu Dan lenyap diseribu malam… Adakah itu kan kembali? Rasanya tidak, karena apapun itu Kini hanya waktu yang membisu Jika saja kau dalam satu jiwa Ini akan disatukan waktu oleh nyata dan maya Tanpa harus melihat apa yang terjadi Namun itulah sayap cinta Rapuh luluh disemerbak malam Sayap-sayap cinta