Langsung ke konten utama

Air Sungai : Dahulu Untuk Hidup, Kini Untuk Maut


Oleh : Nirfan Eka Prasetya

Air sungai. Yang terlintas bila mendengar kata “Air Sungai”, maka kita akan membayangkan suara aliran air yang melewati sela-sela bebatuan sungai yang besar, dengan banyaknya ikan yang bermunculan, airnya jernih, dan segar bila membasuh muka dengan air sungai. Ya, itu mungkin air sungai di kaki-kaki gunung atau pedesaan yang belum tercemar oleh bahan kimia, ataupun limbah pabrik lainnya. Namun berbeda dengan daerah perkotaan, semi-kota, bahkan desa yang sudah maju. Air sungai didaerah tersebut seakan mencemaskan kondisinya. Tidak perlu diteliti dengan berbagai alat pun, sudah terlihat bagaimana kualitas air sungai disuatu daerah seperti perkotaan, semi-kota, dan desa dengan adanya pabrik. Oleh karena itu, dibawah ini akan ada beberapa pembahsan bagaimana air sungai yang jernih dari gunung bisa menjadi sangat tercemar ketika mencapai hilir.
Apa Itu Air Sungai?
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara alamiah  sumber-sumber air  merupakan kekayaan alam yang dapat di perbaharui dan yang mempunyai daya generasi yang selalu dalam sirkulasi (Alhada-FISIP, 2012)[1]. Air sebagai sumber daya kini lebih di dasari merupakan salah satu unsure penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan  termasuk pula terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan.
Pada masa sekarang ini, nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air dari gunung yang di perkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas berlarut dan zat-zat organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran tersebut, selain itu aktifitas manusia merupakan salah satu yang  menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencemaran air di dalam ekosistem air. Menurut SK menteri Kependudukan Lingkungan Hidup no. 02/MENKLH/1988 (Alhada, 2012)[2] :
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya  makhluk hidup, zat, energi, dan / atau berubahnya tatanan (komposisi air) oleh kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya.
Pencemaran air sungagi terjadi apabila dalam sungai tersebut terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga air sungai tersebut kualitasnya menurun dan berkurang nilai gunanya yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Menurut Diryanto (2004:73)[3] pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
Pada hakikatnya antara aktifitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkunganya dan untuk memenuhi kebutuhan  hidupnya manusia mengembangkan teknologi, akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemaran yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Pada saat ini pencemaran  terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masukya logam berat.
Oleh karena itu, dengan masuknya bahan-bahan yang berbahaya terhadap air sungai, bisa jadi akan menjadikan air sungai sulit untuk dimanfaatkan dengan keindahannya.
Penyebab Pencemaran Air Sungai
Menurut Dyah Agustiningsih dalam jurnalnya (Agustiningsih & dkk, 2012)[4] menyatakan bahwa :
Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam tanpa memperhatikan aspek lingkungan dapat menimbulkan tekanan terhadap lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan luas lahan yang tetap juga akan mengakibatkan tekanan terhadap lingkungan semakin berat. Berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai.
Sedangkan menurut Supiyati dalam jurnalnya (Supiyati & dkk, 2012)[5], pada dasarnya pencemaran air sungai di indonsia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:
1.      Berkembangnya industri-industri di Indonesia
Dewasa ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa:
-          Logam Berat: timbale, tembaga, seng dll.
-          Panas: air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan mematikan biota air.

2.      Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masayarakat

3.      Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik lainnya. Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.

4.      Pencemaran air sungai karena proses alam
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung meletus, erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.

Dari uraian penyebab pencemaran air sungai di Indonesia diatas, bahan pencemarannya dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah dari tanaman air seperti enceng gondok yang mati, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan, kotoran manusia dan kotoran hewan ternak), dll. Untuk proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersebut berada di dalam air, maka perairan tersebut akan kekurangan oksigen.
  2. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit yaitu bahan pencemaran yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
  3. Bahan pencemar senyawa organik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik.
  4. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik yang berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintesis, limbah industri dan limbah minyak.
  5. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat dan senyawa fosfat.
  6. Bahan pencemar berupa zat radioaktif yang biasanya berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan- percobaan nuklir lainnya.
  7. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus.
  8. Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit  tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin
Masalah Air Sungai
Seringkali muncul masalah yang akan berdampak panjang pada air sungai maupun keindahan sungai itu sendiri. Diantaranya ialah :
1.      Sungai Menjadi Tempat Sampah
Sudah tidak asing lagi bila fungsi sungai menjadi tempat pembuangan sampah. Bagaiman tidak, sampah masyarakat baik organik maupun non organik, biasanya hilir mudik di air sungai yang mengalir. Parahnya, sampah tersebut seakan tidak ada habisnya dan menumpuk. Pemerintah daerah pun hanya bisa membersihkan dengan perlahan, tidak sekaligus. Hal ini yang bisa membuat tercemarnya air sungai. Air sungai yang mengalir itu pun biasanya digunakan oleh masyarakat pinggiran air sungai untuk aktifitas. Misalnya digunakan untuk mandi, cuci pakaian, cuci piring, dan masih banyak lagi. Bahkan sering pula dipakai untuk campuran bahan makanan. Sangat miris.
Disamping itu pula, sampah yang ada memang tidak segera dibersihkan. Hal ini karena proses pengambilan sampah yang sulit, dan alat yang terbatas. Diperkotaan, misalnya Bandung, sampah masih menjadi maslah utama untuk lingkungan. Tidak terkecuali untuk air sungai yang dipenuhi sampah-sampah. Selain mengurangi keindahan sungai, hal ini bisa menyebabkan banjir yang akan berdampak pada masyarakat disekitarnya. Sadar akan menjaga kebersihan memang sulit. Karena harus ditanamkan sedini mungkin.

2.      Alih Fungsi Bantaran Sungai
Alih fungsi ini memang menyedihkan. Aliran air sungai dan air sungai yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mandi, mencampur bahan makanan, kini malah digunakan dengan sangat tidak layak. Seperti WC umum dipinggiran sungai, dimana kotorannya akan langsung menuju sungai. Hal ini bisa sangat berbahaya dan menyebabkan penyakit yang serius bagi pengguna air sungai sehari-hari.

3.      Penghancuran Mahluk Hidup Sungai
Diperkotaan dan pedesaan pasti ada pabrik berdiri. Entah itu pabrik Kain, ataupun Makanan, dan pabrik lainnya. Yang jelas, akan ada limbah yang bisa mengotori air sungai. Limbah ini lah yang akan mengurangi kejernihan air yang mengalir. Apalagi bila ada pabrik yang berlokasi dipegunungan atau di aliran hulu, maka aliran hilir air sungai akan sangat tercemar. Jelas, ini akan membuat sumber penyakit. Apalagi masyarakat perkotaan yang hidup dipinggiran sungai selalu memanfaatkan air sungai untuk memasak dan lainnya. Hal ini lah yang bisa menghancurkan mahluk hidup didalamnya. Karena selain manusia, ada ekosistem didalam air yang seharusnya bisa kita jaga bila sungai mampu kita lindungi.

4.      Perawatan Rutin Sungai
Ini yang menjadi ganjalan utama tidak bersihnya sungai. Air sungai akan kembali seperti air pegunungan yang bersih, bila adanya perawatan yang berkelanjutan dan rutin dilakukan. Karena dengan adanya perwatan baik oleh Pemerintah setempat maupun masyarakat, hal ini akan membuat air sungai akan kembali indah, ekosistem didalamnya terjaga bahkan bisa kita manfaatkan dengan berbisnis semisal menjadikan alat transportasi sungai yang biasa digunakan di Bangkok, Thailand.
Dampak Pencemaran Air Sungai
Dalam artikelnya, (Henhen, 2009)[6] pencemaran air sungai di Indonesia membawa dampak negatif yang beraneka ragam. Diantaranya adalah:
1.      Meracuni sumber air minum
Misalnya air yang tercemar oleh logam-logam berat yang masuk  ke dalam tubuh melalui minuman dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. Selain itu pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.  

2.      Mengakibatkan penularan penyakit
Yaitu air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit.  

3.      Merusak ekosistem air (membunuh ikan-ikan dan organisme dalam air lainnya)
Yaitu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
  • Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian.
  • Bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
  • Bahan pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok dengan pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen dan sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam air).
  • Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu air meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik yang dalam proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
  • Bahan pencemaran berupa endapan/sedimen yang menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, air kurang mampu mengasimilasi sampah sehingga mengganggu kehidupan akuatik.

4.      Mengakibatkan terjadinya bencana alam
Seperti banjir yang diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah masyarakat sehingga merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri dan makhluk hidup lain di sekitarnya

Cara Mencegah Pencemaran Air Sungai
Menurut Alhada (Alhada-FISIP, 2012)[7] untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai di Indonesia kita perlu melakukan berbagai langkah diantaranya adalah:
1.      Melestarikan tumbuhan di hulu sungai dan membuat sengkadan pada lahan pertanian yang miring
Agar tidak menimbulkan erosi tanah, di sekitar hulu sungai sebaiknya ditanami tumbuh-tumbuhan yang dapat menahan terjadinya erosi serta pada lahan pertanian yang miring dibuat sengkedan agar tidak menimbulkan erosi dan tanah longsor

2.      Tidak membuang sampah apapun ke dalam sungai
Sampah seharusnya memang tidak di buang ke sungai tetapi sampah dapat dimanfaatkan menjadi barang yang berguna. Misalnya:
  • Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang berguna. Misalnya dapat diolah menjadi karet.
  • Sampah organik yang dapat diuraiakan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunkan sebagai pupuk.

3.      Tidak menggunakan pupuk atau pestisida secara berlebihan
Penggunaan pupuk dan pestisida sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan pertanian yang airnya kemudian dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Maka dari itu, penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran yang serius 
4.      Mengolah limbah industri menjadi barang yang bermanfaat.
Misalnya mengolah limbah industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai pupuk) maupun menjadi micin (yang dapat digunakan sebagai penguat rasa makanan).

5.      Memanfaatkan tanaman air seperti enceng gondok yang tumbuh secara tidak terkendali menjadi barang-barang kerajinan, seperti tas

6.      Melestarikan hutan
Yaitu dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan hutan tidak berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang memproduksi air dan volume air sungai tetap stabil. Selain itu tumbuhan hutan dapat menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang dapat mencegah terjadinya hujan asam yang dapat merusak ekosistem air sungai.

7.      Membuat undang-undang mengenai pencemaran air sungai di Indonesia serta melakukan pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang melanggar ketentuan pemerintah tersebut.

8.      Yang paling penting dari pencegahan pencemaran air sungai di Indonesia adalah menyadarkan masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya aliran sungai bagi kehidupan. Karena dengan kesadaran itu masayarakat akan menjaga dan melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga mereka tidak akan membuang bahan pencemaran ke dalam sungai dan sungai akan terjaga kelestariannya yang akan membawa kesejahteraan bagi makhluk hidup di sekitarnya.

Dengan Kata lain, kita sepatutnya menjaga air sungai. Walaupun bagiamanapun, lingkungan yang indah akan membuat nyaman penghuninya. Dahulu air sungai memang jernih, namun risih sejalan dengan modernnya peradaban manusia, dan semakin individualistisnya manusia di perkotaan ataupun daerah lain yang tidak peduli air sungai dan segala manfaatnya. Karena bagaimanapun, tanpa sungai, mau mengalir kemana lagi air yang kita pakai dari tiap rumah-rumah. Maka dari itu, menjaga akan lebih baik dari pada bencana besar terjadi.



Sumber

Agustiningsih, D., & dkk. (2012). Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Sungai Blukur Kabupaten Kendal. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Alhada. (2012). Pencemaran Air Sungai di Indonesia. Jurnal Pencemaran Lingkungan.
Alhada-FISIP. (2012, April 20). http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id. Retrieved Oktober 19, 2013, from unair.ac.id: http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45423-Makalah-Pencemaran%20Air%20Sungai%20Di%20Indonesia.html#
Henhen. (2009, April 12). http://hend-learning.blogspot.com. Retrieved Oktober 15, 2013, from http://hend-learning.blogspot.com: http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-air-sungai-1.html
Supiyati, & dkk. (2012). Karakteristik dan Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software SOM TOOLBOX2. Jurnal Ilmu Fisika Indonesia, vol 1. No 2.





[1] Alhada-FISIP. Pencemaran Air Sungai di Indonesia. http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45423-Makalah-Pencemaran%20Air%20Sungai%20Di%20Indonesia.html#. Diposting pada tanggal 20 April 2012. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013.
[2] Alhada. 2012. Pencemaran Air Sungai di Indonesia. Jurnal Pencemaran Lingkungan.
[3] Alhada. 2012. Pencemaran Air Sungai di Indonesia. Jurnal Pencemaran Lingkungan
[4] Dyah Agustiningsih, dkk. 2012. Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Sungai Blukur Kabupaten Kendal. Prosiding Seminar NasionalPengelolaan Sumber Daya alam dan Lingkungan.
[5] Supiyati, dkk. 2012. Karakteristik dan Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software SOM TOOLBOX2. Jurnal Ilmu Fisika Indonesia. Vol 2. No 1.
[6] Henhen. 2009. Pencemaran Air Sungai. http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-air-sungai-1.html. Diposting 12 April 2009. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.
[7] Alhada-FISIP. Pencemaran Air Sungai di Indonesia. http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45423-Makalah-Pencemaran%20Air%20Sungai%20Di%20Indonesia.html#. Diposting pada tanggal 20 April 2012. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Postingan Terakhir Coretan Bingkai Pena

Ya, selamat pagi semuanya. Di pagi yang hujan turun secara perlahan ini, saya sebagai pembuat blog ini memang banyak-banyak berterimakasih kepada pembaca yang sudah 28 ribu view blog ini. Hal ini tentu membuat saya bangga akan pencapaian view ini karena blog ini hanya berisi tulisan ringan dengan penyajian romantis dan puitis. Tentunya dengan postingan ini akan menjadi postingan yang terakhir buat saya. Karena alasan tertentu blog ini tidak lagi dibuat tulisan. Saya sendiri mengalihkan tulisan-tuisan saya di www.nirfanprasetya.blogspot.com karena sesuai keinginan saya menyajikan tulisan dengan suasana berbeda. Disana pula saya tuangkan hobi saya dengan sedikit jenaka dan berita-berita unik dalam kemasan selera saya sendiri. Sampai jumpa di blog saya  disini  yang akan melanjutkan tulisan bingkai pena. Salam... Nirfan Follow Twitter @nirfanprasetya Follow IG nirfanprasetya Path nirfanprasetya FB Nirfan Prasetya Channel Youtube : Nirfan Prasetya

“Biarkan Aku Melakukannya, Bunda”

Hari ini mungkin menjadi hari terindah dalam hidupku. Tidak peduli akan masa lalu, dan kini akan ku sambut masa depan bersamanya, kekasih yang InsyaAllah menjadi pelabuhan terahir cinta ini. Hari ini sangat aku tunggu juga dia, yang telah 5 tahun menjalin kasih sayang untuk merajut dan membuka lembaran baru, menikah bersamanya. Tedy, itulah nama yang hari ini akan mengucapkan janji denganku untuk membina rumah tangga bersamaku. Jam telah menunjukan pukul 08.00. Jantung ini benar-benar berdegup kencang, tidak biasanya bahkan lebih kencang dibanding Interview melamar pekerjaan. Tubuh ini pun dibalut dengan pakaian adat Sunda yang begitu khas. Warna putih aku pilih untuk menghadapi akad nikah hari ini. “Rini, kamu sangat terlihat cantik sekali”, puji ibunda tercintaku yang sedari tadi ikut meriasi aku. “Ah bunda, setiap hari juga aku kan cantik bun..”, ucapku dengan senyuman. “ya sudah ayo cepat, sebentar lagi rombongan keluarga Tedy datang”, sambil merapikan kerudungku yang membalu

Terimakasih

Terimakasih ku ucapkan kepadamu yang telah warnai hati ini kemarin lalu Terimakasih ku ucapkan kepadamu yang telah kembalikan senyumku seperti semula Ada kalanya sesuai tidaknya suatu hubungan ditentukan dari hati masing-masing Walau ahirnya hanya resah yang terasa Resah tak milikimu Resah tak mampu bahagiakanmu Terimakasih hari-hari yang menyenangkannya Mungkin dilain waktu kita akan berjumpa lagi Entah itu sekedar teman, atau sekedar dekat kembali Senang telah mengenalmu Dari aku sang pengenal lelah