Oleh
: Nirfan Eka Prasetya
Air sungai. Yang terlintas bila
mendengar kata “Air Sungai”, maka
kita akan membayangkan suara aliran air yang melewati sela-sela bebatuan sungai
yang besar, dengan banyaknya ikan yang bermunculan, airnya jernih, dan segar
bila membasuh muka dengan air sungai. Ya, itu mungkin air sungai di kaki-kaki
gunung atau pedesaan yang belum tercemar oleh bahan kimia, ataupun limbah
pabrik lainnya. Namun berbeda dengan daerah perkotaan, semi-kota, bahkan desa
yang sudah maju. Air sungai didaerah tersebut seakan mencemaskan kondisinya.
Tidak perlu diteliti dengan berbagai alat pun, sudah terlihat bagaimana
kualitas air sungai disuatu daerah seperti perkotaan, semi-kota, dan desa
dengan adanya pabrik. Oleh karena itu, dibawah ini akan ada beberapa pembahsan
bagaimana air sungai yang jernih dari gunung bisa menjadi sangat tercemar
ketika mencapai hilir.
Apa Itu Air Sungai?
Air merupakan salah
satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya pada usaha memperluas
kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara
alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat di
perbaharui dan yang mempunyai daya generasi yang selalu dalam sirkulasi (Alhada-FISIP,
2012) [1].
Air sebagai sumber daya kini lebih di dasari merupakan salah satu unsure
penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan termasuk pula
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan.
Pada masa sekarang ini, nampaknya sulit untuk memperoleh air
yang betul-betul murni, aliran air dari gunung yang di perkirakan paling bersih
pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas berlarut dan zat-zat organik dari
tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran tersebut, selain
itu aktifitas manusia merupakan salah satu yang menyebabkan timbulnya
masalah-masalah pencemaran air di dalam ekosistem air. Menurut SK menteri
Kependudukan Lingkungan Hidup no. 02/MENKLH/1988 (Alhada, 2012) [2]
:
Pencemaran air adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan / atau berubahnya tatanan
(komposisi air) oleh kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya.
Pencemaran air
sungagi terjadi apabila dalam sungai tersebut terdapat bahan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi,
maupun biologis sehingga air sungai tersebut kualitasnya menurun dan berkurang
nilai gunanya yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Menurut
Diryanto (2004:73)[3]
pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar dan saling mempengaruhi
satu dengan lainnya.
Pada hakikatnya antara aktifitas manusia dan timbulnya
pencemaran terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup
dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkunganya dan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan teknologi, akibat sampingan dari
pengembangan teknologi adalah bahan pencemaran yang menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar
manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Pada saat ini pencemaran
terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepat.
Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan
masukya logam berat.
Oleh karena itu, dengan masuknya
bahan-bahan yang berbahaya terhadap air sungai, bisa jadi akan menjadikan air
sungai sulit untuk dimanfaatkan dengan keindahannya.
Penyebab Pencemaran Air
Sungai
Menurut Dyah Agustiningsih dalam jurnalnya (Agustiningsih
& dkk, 2012) [4]
menyatakan bahwa :
Kegiatan pembangunan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia yang menitikberatkan pada pertumbuhan
ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam tanpa memperhatikan aspek
lingkungan dapat menimbulkan tekanan terhadap lingkungan. Pertambahan jumlah
penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan luas lahan yang
tetap juga akan mengakibatkan tekanan terhadap lingkungan semakin berat.
Berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari
kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang
memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai.
Sedangkan
menurut Supiyati dalam jurnalnya (Supiyati & dkk, 2012) [5],
pada dasarnya pencemaran air sungai di indonsia disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu:
1.
Berkembangnya
industri-industri di Indonesia
Dewasa
ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi,
tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri khususnya
yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam
sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke
dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta
fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa:
-
Logam
Berat: timbale, tembaga, seng dll.
-
Panas:
air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan
mematikan biota air.
2.
Belum
tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah
rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga
dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan
melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk
zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa
bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga
menimbulkan epidemi yang luas di masayarakat
3.
Pembuangan
limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.
Limbah
pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan,
sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian mengandung berbagai
macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.
Penggunaan
pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena
air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng
gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan
cepat yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan
dan komponen ekosistem biotik lainnya. Penggunaan pestisida juga dapat menggagu
ekosistem air karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan
air, burung dan bahkan manusia.
4.
Pencemaran
air sungai karena proses alam
Proses
alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung
meletus, erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan
pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang
dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air
kurang mampu mengasimilasi sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat
pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan
berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga
berkurang.
Dari uraian penyebab pencemaran air sungai di Indonesia
diatas, bahan pencemarannya dapat dikelompokkan menjadi:
- Sampah
yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung
senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula
tebu, sampah dari tanaman air seperti enceng gondok yang mati, sampah
rumah tangga (sisa-sisa makanan, kotoran manusia dan kotoran hewan
ternak), dll. Untuk proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan
banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersebut berada di dalam
air, maka perairan tersebut akan kekurangan oksigen.
- Bahan
pencemar penyebab terjadinya penyakit yaitu bahan pencemaran yang
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli. Bahan pencemar ini
berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran
hewan/manusia.
- Bahan
pencemar senyawa organik/mineral misalnya logam-logam berat seperti
merkuri (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu), garam-garam
anorganik.
- Bahan
pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu
senyawa organik yang berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti
plastik, deterjen, serat sintesis, limbah industri dan limbah minyak.
- Bahan
pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat dan senyawa
fosfat.
- Bahan
pencemar berupa zat radioaktif yang biasanya berasal dari limbah PLTN dan
dari percobaan- percobaan nuklir lainnya.
- Bahan
pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada
tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh
gunung berapi yang meletus.
- Bahan
pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah
pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air
sebagai pendingin
Masalah Air Sungai
Seringkali muncul masalah yang akan
berdampak panjang pada air sungai maupun keindahan sungai itu sendiri.
Diantaranya ialah :
1.
Sungai
Menjadi Tempat Sampah
Sudah tidak asing lagi
bila fungsi sungai menjadi tempat pembuangan sampah. Bagaiman tidak, sampah
masyarakat baik organik maupun non organik, biasanya hilir mudik di air sungai
yang mengalir. Parahnya, sampah tersebut seakan tidak ada habisnya dan
menumpuk. Pemerintah daerah pun hanya bisa membersihkan dengan perlahan, tidak
sekaligus. Hal ini yang bisa membuat tercemarnya air sungai. Air sungai yang
mengalir itu pun biasanya digunakan oleh masyarakat pinggiran air sungai untuk
aktifitas. Misalnya digunakan untuk mandi, cuci pakaian, cuci piring, dan masih
banyak lagi. Bahkan sering pula dipakai untuk campuran bahan makanan. Sangat
miris.
Disamping itu pula,
sampah yang ada memang tidak segera dibersihkan. Hal ini karena proses
pengambilan sampah yang sulit, dan alat yang terbatas. Diperkotaan, misalnya Bandung,
sampah masih menjadi maslah utama untuk lingkungan. Tidak terkecuali untuk air
sungai yang dipenuhi sampah-sampah. Selain mengurangi keindahan sungai, hal ini
bisa menyebabkan banjir yang akan berdampak pada masyarakat disekitarnya. Sadar
akan menjaga kebersihan memang sulit. Karena harus ditanamkan sedini mungkin.
2.
Alih
Fungsi Bantaran Sungai
Alih fungsi ini memang
menyedihkan. Aliran air sungai dan air sungai yang seharusnya bisa dimanfaatkan
untuk mandi, mencampur bahan makanan, kini malah digunakan dengan sangat tidak
layak. Seperti WC umum dipinggiran sungai, dimana kotorannya akan langsung
menuju sungai. Hal ini bisa sangat berbahaya dan menyebabkan penyakit yang
serius bagi pengguna air sungai sehari-hari.
3.
Penghancuran
Mahluk Hidup Sungai
Diperkotaan dan
pedesaan pasti ada pabrik berdiri. Entah itu pabrik Kain, ataupun Makanan, dan
pabrik lainnya. Yang jelas, akan ada limbah yang bisa mengotori air sungai.
Limbah ini lah yang akan mengurangi kejernihan air yang mengalir. Apalagi bila
ada pabrik yang berlokasi dipegunungan atau di aliran hulu, maka aliran hilir
air sungai akan sangat tercemar. Jelas, ini akan membuat sumber penyakit.
Apalagi masyarakat perkotaan yang hidup dipinggiran sungai selalu memanfaatkan
air sungai untuk memasak dan lainnya. Hal ini lah yang bisa menghancurkan
mahluk hidup didalamnya. Karena selain manusia, ada ekosistem didalam air yang
seharusnya bisa kita jaga bila sungai mampu kita lindungi.
4.
Perawatan
Rutin Sungai
Ini yang menjadi ganjalan utama
tidak bersihnya sungai. Air sungai akan kembali seperti air pegunungan yang
bersih, bila adanya perawatan yang berkelanjutan dan rutin dilakukan. Karena
dengan adanya perwatan baik oleh Pemerintah setempat maupun masyarakat, hal ini
akan membuat air sungai akan kembali indah, ekosistem didalamnya terjaga bahkan
bisa kita manfaatkan dengan berbisnis semisal menjadikan alat transportasi
sungai yang biasa digunakan di Bangkok, Thailand.
Dampak Pencemaran Air
Sungai
Dalam artikelnya, (Henhen, 2009) [6]
pencemaran air sungai di Indonesia membawa dampak negatif yang beraneka ragam.
Diantaranya adalah:
1. Meracuni
sumber air minum
Misalnya air yang tercemar oleh
logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh melalui minuman dapat
tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran
pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. Selain itu
pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit
kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.
2. Mengakibatkan
penularan penyakit
Yaitu
air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat
menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau
penyakit kulit.
3.
Merusak ekosistem air (membunuh ikan-ikan dan
organisme dalam air lainnya)
Yaitu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
- Disebabkan
karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya memerlukan
banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi semakin
sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan
oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian.
- Bahan
pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme
sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat mengganggu
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
- Bahan
pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebabkan tumbuhnya
alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok dengan pesat
sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen dan sinar
matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air
sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam
air).
- Bahan
pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu air
meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman,
ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa
organik yang dalam proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga
terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
- Bahan
pencemaran berupa endapan/sedimen yang menyebabkan air menjadi keruh,
masuknya sinar matahari berkurang, air kurang mampu mengasimilasi sampah
sehingga mengganggu kehidupan akuatik.
4. Mengakibatkan
terjadinya bencana alam
Seperti
banjir yang diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah
masyarakat sehingga merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri dan makhluk
hidup lain di sekitarnya
Cara Mencegah
Pencemaran Air Sungai
Menurut
Alhada (Alhada-FISIP, 2012) [7]
untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai di Indonesia kita perlu
melakukan berbagai langkah diantaranya adalah:
1. Melestarikan tumbuhan di hulu sungai
dan membuat sengkadan pada lahan pertanian yang miring
Agar
tidak menimbulkan erosi tanah, di sekitar hulu sungai sebaiknya ditanami
tumbuh-tumbuhan yang dapat menahan terjadinya erosi serta pada lahan pertanian
yang miring dibuat sengkedan agar tidak menimbulkan erosi dan tanah longsor
2. Tidak membuang sampah apapun ke
dalam sungai
Sampah
seharusnya memang tidak di buang ke sungai tetapi sampah dapat dimanfaatkan
menjadi barang yang berguna. Misalnya:
- Sampah
padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang
berguna. Misalnya dapat diolah menjadi karet.
- Sampah
organik yang dapat diuraiakan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang
tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunkan sebagai pupuk.
3. Tidak menggunakan pupuk atau pestisida
secara berlebihan
Penggunaan
pupuk dan pestisida sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan pertanian yang
airnya kemudian dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Maka dari
itu, penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran
yang serius
4. Mengolah limbah industri menjadi
barang yang bermanfaat.
Misalnya
mengolah limbah industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai
pupuk) maupun menjadi micin (yang dapat digunakan sebagai penguat rasa
makanan).
5. Memanfaatkan tanaman air seperti
enceng gondok yang tumbuh secara tidak terkendali menjadi barang-barang
kerajinan, seperti tas
6. Melestarikan hutan
Yaitu
dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan hutan tidak
berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang memproduksi
air dan volume air sungai tetap stabil. Selain itu tumbuhan hutan dapat
menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang dapat mencegah terjadinya hujan asam yang
dapat merusak ekosistem air sungai.
7. Membuat undang-undang mengenai
pencemaran air sungai di Indonesia serta melakukan pengontrolan secara ketat
dan sanksi keras pada yang melanggar ketentuan pemerintah tersebut.
8. Yang paling penting dari pencegahan
pencemaran air sungai di Indonesia adalah menyadarkan masyarakat Indonesia itu
sendiri akan pentingnya aliran sungai bagi kehidupan. Karena dengan kesadaran
itu masayarakat akan menjaga dan melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak
manapun sehingga mereka tidak akan membuang bahan pencemaran ke dalam sungai
dan sungai akan terjaga kelestariannya yang akan membawa kesejahteraan bagi
makhluk hidup di sekitarnya.
Dengan Kata lain, kita sepatutnya menjaga air sungai.
Walaupun bagiamanapun, lingkungan yang indah akan membuat nyaman penghuninya.
Dahulu air sungai memang jernih, namun risih sejalan dengan modernnya peradaban
manusia, dan semakin individualistisnya manusia di perkotaan ataupun daerah
lain yang tidak peduli air sungai dan segala manfaatnya. Karena bagaimanapun,
tanpa sungai, mau mengalir kemana lagi air yang kita pakai dari tiap
rumah-rumah. Maka dari itu, menjaga akan lebih baik dari pada bencana besar
terjadi.
Sumber
Agustiningsih, D., & dkk. (2012). Analisis
Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Sungai Blukur
Kabupaten Kendal. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan.
Alhada. (2012). Pencemaran Air Sungai di Indonesia. Jurnal
Pencemaran Lingkungan.
Alhada-FISIP. (2012, April 20). http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id.
Retrieved Oktober 19, 2013, from unair.ac.id:
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45423-Makalah-Pencemaran%20Air%20Sungai%20Di%20Indonesia.html#
Henhen. (2009, April 12). http://hend-learning.blogspot.com.
Retrieved Oktober 15, 2013, from http://hend-learning.blogspot.com:
http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-air-sungai-1.html
Supiyati, & dkk. (2012). Karakteristik dan
Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software SOM
TOOLBOX2. Jurnal Ilmu Fisika Indonesia, vol 1. No 2.
[1]
Alhada-FISIP. Pencemaran Air Sungai di
Indonesia. http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45423-Makalah-Pencemaran%20Air%20Sungai%20Di%20Indonesia.html#.
Diposting pada tanggal 20 April 2012. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013.
[2]
Alhada. 2012. Pencemaran Air Sungai di
Indonesia. Jurnal Pencemaran Lingkungan.
[3]
Alhada. 2012. Pencemaran Air Sungai di
Indonesia. Jurnal Pencemaran Lingkungan
[4]
Dyah Agustiningsih, dkk. 2012. Analisis
Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Sungai Blukur
Kabupaten Kendal. Prosiding Seminar NasionalPengelolaan Sumber Daya alam
dan Lingkungan.
[5]
Supiyati, dkk. 2012. Karakteristik dan
Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software SOM
TOOLBOX2. Jurnal Ilmu Fisika Indonesia. Vol 2. No 1.
[6]
Henhen. 2009. Pencemaran Air Sungai. http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-air-sungai-1.html.
Diposting 12 April 2009. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.
[7]
Alhada-FISIP. Pencemaran Air Sungai di
Indonesia. http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45423-Makalah-Pencemaran%20Air%20Sungai%20Di%20Indonesia.html#.
Diposting pada tanggal 20 April 2012. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013
Komentar
Posting Komentar