Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Seingatku, Aku Ingin Terlepas

Satu masa ke masa beranikan menyapa Hanya saja saat ini tidak Terlalu renyah bahkan susah Aku bagaikan air di Aquarium Tenang, namun nyatanya ingin keluar Disini, aku lebih memperhatikanmu Jauh mencintaimu Sangat erat ingin memelukmu Namun kau berbeda Jauh tidak inginkan aku ada Agar kau bisa tenang dalam sendirimu Jauh engkau yang ingin ku peluk Sadarlah, ada aku yang inginkan mu Ada aku yang benar-benar tulus untukmu Bahkan, menyakitimu saja aku tak mampu Karena jauh dari sadar ku, aku sangat menyayangimu Namun terlintas dalam benak ini Aku harus keluar dalam permainan bodoh ini Ini hanya akan membuatku mati Ia tak mampu mengerti hingga saat ini Diluar genggamanku, sepertinya aku ingin terlepas Biarkan waktu yang berbisik Lalu pergi, hilang dan enyah

Ungkapan Hati

Bayangkan, disaat kamu selalu bisa ada untuknya, tapi dia yang jarang bahkan sesulit buat ada utuk kamu. Bayangkan, saat kamu lagi butuh-butuhnya dia, tapi dia hanya lebih bisa ada buat temen-temennya. Bayangkan, saat kamu lagi ingin ngebuat dia tersenyum, tapi dia lebih milih senyum sama temen-temennya. Bayangkan, saat kamu lagi butuh semangat dari dia, tapi dia hanya bilang 'jangankan ngebuat kamu senyum, aku senyum aja susah', padahal setiap waktu kamu ingin ngebuat dia tersenyum. Bayangkan, saat kamu sakit, dan berharap dia ada nemenin kamu, tapi dia lebih milih pergi sama temen-temennya. Bayangkan, saat kamu mulai ngerasain kangen dan pengen ketemu dia, tapi nyatanya dia sibuk dengan tugas setiap hari, apa gak ada waktu sedikit buat kamu?. Bayangkan, saat dijanjiin hari H untuk ketemu tapi nyatanya harus nunggu kepastian karena dia lagi sibuk dengan keluarganya, dan ditawarkan hari besoknya, tapi satu kata dari dia, 'Gimana besok saja'. Bayangkan, saat kamu

Ingatlah

Terkadang kita lupa dengan apa itu setelah kehidupan. Tidak ada lagi harta yang dapat dikumpulkan, tidak ada lagi rasa senyum, hanya penyesalan yang membuat kita terdiam dan bahkan menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang hina. Kematian. Benar, kematian. Tidak ada yang mampu mengelak dari sebuah kematian. Dimana rangkaian kehidupan akan berahir disini dan semua kembali kepada sang pencipta. Tidak ada alsan logis kemana kita dalam kematian. Hanya saja, tanah akan menjadi tempat kita. Ya, satu lubang tanah yang menjadikan kita terdiam, kaku, bahkan tak mampu berbuat baanyak. Sodara, cobalah renungkan bagaimana hidup kita ini. Jika memang segala perintah-Nya kita jalani, niscaya akan tenang jalan hidupnya. Ia hanya akan menunggu saat-saat indah kematian, walaupun tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini dengan cepat. Kita sebagai manusia sadar, bahwa banyak dan akan menciptakan dosa. Namun kita memiliki hati, yang mana butuh keimanan yang kuat agar kita mengenal siapa Tuhan kit

Sebenarnya Sabar ku Bisa Rapuh

Mungkin selama ini kau kira aku benar-benar sabar, ya, itu karena kamu yang aku sayangi. Namun pernah kau berpikir tentang batas kesabaran ini? Rasanya aku sudah jenuh dengan ini semua, sangat jenuh. Seharusnya kamu tahu, aku pun ingin lebih banyak waktu dengan kamu, tapi kau terus saja hanya sisihkan sedikit waktu mu untuk ku. Disaat aku butuhkan kamu, kamu kemana? Adakah kau disaat ku sakit? Menjengukkah? Rasanya tidak, tapi beda hal saat kau hadiri satu acara dengan teman-temanmu, rasanya kau selalu semangat. Mungkin aku bukan suatu hal penting dihidupmu. Aku tak pernah sanggup ungkapkan kecewa ku pada mu, karena didepanmu, aku hanya seorang pria lupa diri karena begitu sayangnya aku kepadamu. Namun, senangnya aku bertemu kamu, tapi kau hanya abaikan aku, jutek dan cuek. Segitunyakah aku didepanmu? Aku hanya bisa curahkan semua ini disini. Aku pecundang yang tak mampu buatmu bersedih. Sekali lagi, aku begitu menyayangimu, namun satu hal yang selama ini ku tahu, kau tak pernah an

Air Sungai : Dahulu Untuk Hidup, Kini Untuk Maut

Oleh : Nirfan Eka Prasetya Air sungai. Yang terlintas bila mendengar kata “ Air Sungai ”, maka kita akan membayangkan suara aliran air yang melewati sela-sela bebatuan sungai yang besar, dengan banyaknya ikan yang bermunculan, airnya jernih, dan segar bila membasuh muka dengan air sungai. Ya, itu mungkin air sungai di kaki-kaki gunung atau pedesaan yang belum tercemar oleh bahan kimia, ataupun limbah pabrik lainnya. Namun berbeda dengan daerah perkotaan, semi-kota, bahkan desa yang sudah maju. Air sungai didaerah tersebut seakan mencemaskan kondisinya. Tidak perlu diteliti dengan berbagai alat pun, sudah terlihat bagaimana kualitas air sungai disuatu daerah seperti perkotaan, semi-kota, dan desa dengan adanya pabrik. Oleh karena itu, dibawah ini akan ada beberapa pembahsan bagaimana air sungai yang jernih dari gunung bisa menjadi sangat tercemar ketika mencapai hilir. Apa Itu Air Sungai? Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya pada usaha memper

Pergi Saja Bila Bukan Untukku

Pergi saja Ya pergi Dalam ku berdoa Selalu ucap namamu Pergi saja Ya pergi Dalam ku melangkah Menuangkan namamu diingatanku Pergi saja Ya pergi Dalam ku lelah Ku tuangkan senyum yang tersisa Pergi saja Ya pergi Dalam ku termangu Segelintir ingatkan wajahmu Pergi saja Bila kau abaikan ku Pergi saja Bila kau bukan untukku

Aku yang Selalu (Cintai) Kamu

Ini tentang aku, si penulis bingkai pena Ini tentang aku, si pemilik twitter gila Ini tentang aku, dan seluruh isi hati ini Yang mana aku ungkapkan, serta aku sembunyikan dibalik dinding hati ini Untuk kamu, yang aku tak tahu entah siapa Aku benar-benar menantimu Aku jenuh dengan semua drama ini Aku ingin kau hadir berikan aku semangat Berikan aku satu kenyamanan yang berarti Mungkin saat ini, aku belum temukan itu disaat lalu dan kini Tapi ingatlah, aku selalu penuh dalam mencintai kekasihku Aku belum bisa rasakan itu dari yang terdahulu hingga kini Mungkin, aku terlalu berniat mendapatkan yang lebih, hingga aku tak tahu ada bidadari yang selalu memikirkanku Untukmu, tulang rusukku Aku sungguh ingin mengenalmu Sekaranglah waktu yang tepat kau tunjukkan siapa kamu Sekaranglah aku butuh sosokmu yang selalu aku inginkan Namun sekali lagi, aku hanya berhayal Siapa itu kamu, dimana itu kamu, aku sungguh tidak tahu semua itu Jauh didasar waktu yang masih berjalan Aku mer

Selamat Idul Fitri

Lebaran. Satu kata yang mana menjadi hari besar, hari raya, hari termegah dalam suatu umat. Lebaran yang dimaksud ini adalah Hari Raya Idul Fitri, hari raya umat Islam setelah melakukan perjuangan selama satu bulan penuh dengan berpuasa. Lebaran juga bisa dikatakan kembali ke fitrahnya manusia, kembali suci walaupun hanya sekedar mitos belaka karena manusia pasti selalu ada dosa. Oleh karena itu, lebaran haruslah dijadikan sebagai ajang permulaan dari suatu perubahan dan bagaimana hikmah dari puasa satu bulan sebelumnya. Selamat hari raya Idul Fitri. Penulis dan segenap rombongan keluarga besar penulis ucapkan Minal Aidin Walfaidin . Tutur kata yang sering menyakiti, sering salah, kelakuan yang sering menciderai hati kalian, maka maafkanlah. Tak ada nikmat yang terindah selain saling memaafkan. Minal aidin walfaidin mohon maaf lahir dan batin Nirfan E Prasetya

Terimakasih dan Sampai Jumpa

Untuk kita yang selalu bersatu Untuk kita yang selalu menggenggam Untuk kita yang selalu menyempurnakan Ada pertemuan disela kita harus bertemu Namun ada perpisahan disela kita sudah sangat erat disini Ada banyak nama dengan satu makna Dan satu nama dengan banyak rasa, Itulah kita 'KKN UPI LH Cibabat 2013' Ungkapku dengan ini uraikan terimakasihku Untuk kalian yang selalu sajikan suasana rumah Untuk kalian yang selalu sajikan senyuman disetiap penat yang datang Dan kalian yang mampu ramaikan sepinya malam Kalianlah yang menjadikan 'Kita' ada serta menjadi satu Bukan keadaan yang mempertemukan kita Keinginanlah yang membuat kita menjadi satu hal paling bermakna Teman, ada awal dan ahir yang membuat kita datang dan pergi Sahabat, kalian yang dulu tiada, kini kembali tiada Kawan, kalian yang dulu hanya satu nama kini menjelma satu cinta Aku yang tak mengenal kalian, dan kalian yang tidak kenaliku Menjadikan satu cerita indah satu bulan ini, Kawan Selama

Jika....

Jika ini sebuah Ramadhan terakhirku Maka ijinkan aku terus bershalawat Menyebut nabi Mu Mengucap kebesaranMu Memilih jalan lurusMu Menangisi dosa lalu yang berlalu Ya Kholik, andai ada dua kesempatan bahkan lebih Aku hanya ingin tahun ini lebih bermakna Entah itu harus memakan pahit Entah pun itu harus membelenggu kebiasaanku Ya Ramadhan, Engkau selalu dinanti Selalu dijadikan termulia Tidak ada bulan sebaikmu Ijinkan aku berdiam lebih lama dari apa yang ku lama kan Ya Allah, Jika ini sebuah makna awal dari kebaikan Tetapkanlah hati ini Luruskan langkah ini Jumpakan kembali dengan Ramadham nanti Kelak ku tak menerka akan hari esok Tak mampu menerka akan Ramadhan kelak Doa ku untuknya, mereka, dan semuanya Jika ini sebuah ahir ku... :)

Ada Yang Lain

Ya, ada yang lain. Dimana dua pilihan harus dipilih salah satu. Entah itu yang pertama ataupun yang lainnya. Memang itu sebuah dilema hidup, ya dilema cinta lebih jelasnya. Mungkin ada rancu disetiap pelakuan. Hanya saja kita harus memilih untuk memastikan. Memang mendua pasti ada, tapi kita harus bisa mengendalikan sebuah ego yang sulit dilakukan. Tuhan menciptakan sebuah rasa. Namun tentunya kita yang harus memilih dan menentukan. Bukan orang lain. Tapi entahlah semua itu. Bahkan memilih itu sangat sulit Jika ada hati yang terluka, maka itu salah ku. Bukan mereka. Bukan orang lain. Ya, ini sebuah dilema dihati ini. Ketika menunggu jawab namun ada yang mendekat, membuat hati menjadi benar-benar dilea. Ya, galau mungkin. Tapi takdir menuntun kearah yang saat ini sehingga aku memilihnya. Mencoba resapkan cinta yang lain dan melebur pada cinta satu nama, Engkau

Menanti Dalam Sebuah Kisah

Sebuah tatapanmu, sebuah senyumanmu Mampu arahakan ku pada suatu ketulusan Menjelma begitu saja satu nama cinta Tanpa mampu hadirkan waktu Walau seribu malam selalu tertawa, bertukar cerita Kehadiranmu membuatku artikan rasa ini Menilik kisah lama yang lenyap Menyeruak kisah baru memadu harap dengan mu Dengan tutur kata keikhlasanku Aku menantimu disudut malam nan sepi Sembari kau menjawab akan tanyaku Mungkin aku terlalu berharap Mengharapmu sebuah anganku saat ini Apa mampu kau membaca ketulusan ini? Rasanya kau akan sulit, kasih Menantimu dalam sebuah kisah Membuatku terus berhayal akan dirimu Memanjakan mu, bahkan menyadarimu bahwa aku ada Ada untukmu Kau, yang saat ini ku nanti

Kembali Hadir dan Meyakinkan

Selang waktu yang akan terjalan lama bersama Menyambutku dengan resapkan senyuman Melihat auramu disetiap sudut Menyadariku bahwa ku yakinimu Tanpa harus siapa yang penghalang, siapa yang menghalang Hanya saja ada keraguan Dimana luka dahulu ku akui tak ingin ada Hanya kamu, untukmu, serta dengan mu aku inginkan Namun, apakah kau mampu membaca sikapku? Apakah kau sadar akan rasa ini untukmu? Percayakah jika aku memilihmu? Semoga kau melihat apa yang kini aku lihat Ada mu atau tanpamu, sudah cukup untuk merasakan perbedaan Kini kembali ada Kembali merasakan cinta Dimana hilang tertelan luka Engkau, yang saat ini ku pilih # YAR

Pada Ahirnya Kembali Tiada

Pada rembulan yang muncul lalu pergi Pada cahaya siang yang berjalan lalu hilang Pada embun yang menetes lalu kering Seperti itulah saat ada pertemuan maka perpisahan terelakan Menjemput dengan paksa lalu hilang dengan abadi Kini aku tahu tentang satu hal Dimana tidak ada kekal dalam suatu hubungan Walau terDoakan Namun belum tentu itu terahirkan Hanya takdir bilamana untuk dipersatukan Pada awalnya kita merajut kisah Dengan sangat sempurna Sembari harap untuk selamanya Namun lagi, ya lagi, itu sulit Kekal memang tak mungkin Dipertahankan pun hanya akan sisakan kepaksaan Ahir menjadi sebuah jalan Dimana ada air mata dalam setiap duka Kau yang dulu tanpa ku Kini kembali tanpa ku Pada ahirnya kita bukan lagi kita Hanya ada kenangan, serta senyuman..

Terlekang

Ada satu waktu dimana kita saling sapa Namun berubah seiring waktu tak sedia kala Merambah amarah yang terus tersulut Hingga kau percikan kekesalan untuk berkian kalinya Hanya saja aku ini manusia Yang lekang dari rasa sempurna Hanya ada rindu yang terus ku miliki Namun genggaman rindumu terlepas dari hatimu Memadukan kesedihan itu sifatmu, mungkin Namun aku sepertinya sudah lekang dalam rindumu Melangkah jauh bahkan lenyap dipandanganmu Saat ini ada kekecewaan dihati ini Ada sebab dalam alasan Namun ku belum mampu artikan semua ini Mungkin, aku yang sudah seharusnya kau lekangkan Hingga pada ahirnya aku duduk disudut malam melihat tarian hujan Dan ku tertidur hingga ku mampu lekangkan kamu dalam hari ku...

Mencintaimu Dalam Diam

Tidak ku kenal dirimu begitu dekat Namun setiap tawamu selalu memikatku Bahkan garis lekukan wajah serta senyummu Alihkan metamorfosa cintaku setiap waktu Sudah sangat lama ku termenung tentangmu Sangat lama bahkan aku tak tahu berapa lama Yang ku tahu, engkau begitu mempesona Lebih dari semua orang kira Bahkan aku tak berharap ini memudarkan mataku Namun lagi, kau ciptakan auramu disetiap sudut pandangku Jauh engkau diluar genggamanku Bahwa diri ini selalu menatapmu Entah hanya segaris gambar Atau sederet pesanmu dalam malam Dan saat itu lah ku kagumimu Mungkin, mencintaimu dalam diam Sosokmu membuat hati ini bergetar Merambah cahaya malam menjadi ruang hayalan Betapa kau meresapkan cinta untuk ku simpan Walau harus beribu masa aku lalui Saat ini ku memikirkanmu Sangat melamunkanmu Begitu merindumu Betapa menantimu Bahkan ku kagumimu dalam sepi Dan mencintaimu dalam diam... N

Suara Hatiku

Sulit rasanya melepasmu dalam ingatanku Memadu rancu disetiap hayalku Memang bukan pertama ku seperti ini Namun engkau kan tahu hal itu Dimana daya hayalku padamu jauh menciptakan rasa dihati Kasih, engkau baik-baik sajakah disana? Tentang hal apa kau memikirkanku sekarang? Apa rinduku mengganggumu? Apa ucapan namaku disetiap diammu membuatmu tersiksa? Hatiku masihkah ada dihatimu? Waktu denganku apa kau masih mengingatnya? Ku harap semua kan menjadi baik pada waktunya Kita menunggu dalam lautan rindu Dan terkikis asmara disetiap malam kelam Tunggu aku temuimu disatu waktu Dimana kau akan mampu menggenggam tanganku Walau pada ahirnya kan kau lepas Dan kembali kita terpisah oleh jarak ratusan kilo meter Tetaplah disana untukku, wahai pembuat rinduku