Jika saja pada saat itu aku tidak mencari siapa dirimu yang dekat dengan teman baik ku, mungkin aku tidak akan sampai sejauh ini mengenalmu. Jauh sebelum aku tahu kamu sampai sejauh ini, aku hanya anggap kau akan menjadi miliknya. Tapi semua itu salah. Kau sama sekali tak memiliki rasa padanya. Namun kau memiliki rasa pada yang lain, yang sebelumnya telah lama kau mampu ciptakan api cinta pada hatimu walaupun hanya kau yang ciptakan.
Aku mengetahuimu dari seseorang yang ku kenal ia sangat mencintaimu. Namun kau acuhkan dia, karena kau memiliki hati yang lain. Aku paham akan hal itu. Tapi aku tak percaya, karena masih ada seseorang yang begitu setia sampai harus berpuluh tahun tetap menyukai insan dihatinya. Padahal dulu ialah dulu yang setahu aku saat itu kau masih kecil yang dianggap polos tapi kau mencintai orang yang telah bersamamu semasa kecil.
Tapi nyatanya dia pergi, dan sampai sekrang aku tidak mendengar kau mencintainya lagi. Yang ku dengar kau kini menyayangi sesorang yang sedari masuk kuliah kau menyukainya. Anggap saja inisialnya yang kau beritahu adalah "D".
Aku baru mengenalmu selama 6 bulan. Namun sampai detik ini aku tidak sama sekali atau belum bertemu denganmu. Apakah Tuhan harus merahasiakan kecatikanmu untuk dipertemukan denganku suatu saat nanti? entahlah, yang jelas aku kini tak mampu melihatmu lagi. Hanya sebuah gambar yang sama sekali tak bisa diajak berbicara yang dapat ku lihat. Aku tahu aku ini bodoh. mendambamu yang sama sekali tak pernah memikirkan aku. Adakah hatimu untukku? Sedikit? sepertinya telah lenyap kawan.
Aku akui aku menyayangimu. Aku terkesan dengan tutur lembut ucapanmu. Aku terkesan dengan suara yang khas milikmu terdengar bising ditelingaku. Aku terkesan melihat aura wajahmu dalam poto yang ku lihat disatu poto Jejaringmu. aku terkesan keramahanmu, meskipun aku sama sekali belum pernah melihatmu wajahmu. Risih kah engkau dengan aku yang selalu berusaha memberi perhatian lebih padamu? Aku harap tidak kawan. Karena aku tulus seperti itu.
Kau harus paham, aku menyayangimu tanpa alasan. Terdengar bodoh memang. Menyayangi namun tanpa sebuah alasan. Tapi filosofiku berpikir, bahwa aku tidak ingin menyangimu dengan beribu alasan. Aku oh tidak, maksudku mulai sekarang, aku tidak akan pernah lagi menyayngi seseorang dengan sebuah alasan sekalipun. Biarkan hati yang merasakan. Bukan pikiran, karena cinta bukan dari logika, tapi dari hati. Jika aku menyayangimu dengan sebuah atau beribu alasan, maka itu ialah suka, bukan sayang. Dan aku sayang padamu, tanpa sebuah alasan. Kau akan mengerti betapa besar rasa sayang aku terhadapmu. Terlebih ketika kita bertukar cerita melalui suara yang lewat udara.
Komentar
Posting Komentar