Langsung ke konten utama

Seharusnya Kamu Mengerti


Tidak kah kamu mengerti suatu perasaan ini?
Tidak kah kamu berfikir tentang sepinya sudut malam ini?
Apakah kau yang awal ku kenal berseri kini berubah bahkan menghilang?
Apakah ini harus aku rasakan disetiap cerita cintaku?
Bila memang aku harus menjelma dalam hianat, maka tak usah aku merasakan cinta
Tak usah aku mengais kasih sayang tulus pada seseorang
Hati ini sudah cukup untuk terluka disetiap kisahnya
Bukan lagi menangis apalagi tertatih menilai cinta

Aku malu pada dunia yang sering menilaiku tak pernah serius
Padahal jika semua tahu, akulah yang memberikan arti cinta begitu tulus
Mungkin aku salah mencintai yang sulit aku terka
Namun rasanya sangat liar pikiranku dengan satu nama, cinta
Hati ini membutuhkan hiruk pikuk jelmaan bidadari
Bahkan aku tak menyangka bila pahit harus ku rasa

Awal memang indah, sangat indah
Seakan semua tak ku gubris nasihat yang datang
Seakan ada dunia baru untukku tempuh
Namun ditengah jalan aku kembali jatuh, sangat dalam di satu lubang hitam
Bahkan untuk melihatpun rasanya tidak mampu
Seakan aku bingung, haruskah ini terjadi lagi
Dalam setiap kisah yang mana sakit hati mampu terulang

Rasanya aku bukan manusia yang baik
Sangat tidak baik
Aku jujur dengan diri ini, namun diasingkan oleh kekasihh sendiri
Sewajar itukah seharusnya aku merasakan ini
Mungkin saja itu memang menjadi  satu kisah ku
Sebelum aku menemukan sosok yang benar untukku..
Ingatlah, Karma itu akan ada entah dengan siapa merasakannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermula Pada Salam, Berakhir Pada Senyuman

Kayangan. (2/06/2014).  Bermula pada sebuah salam, dengan khas senyuman seorang bocah-bocah SMA yang masih polos, serta tatapan yang bertanya-tanya siapa aku, dia, dan mereka. Ini semua tentang sebuah praktikum. Praktikuim yang seorang mahasiswa tingkat akhir. Dimana penulis memauki kampus kependidikan dan mengharuskan praktik di sebuah sekolah. Memilih sekolah? Entahlah. Ini kota orang, dan tidak menau sekolah mana yang sebaiknya dipilih. Sekolah di kota Kembang? Rasanya terlalu bosan untuk menjamah kota ini. Sedikit ke timur, ya, Cimahi. Kota yang dulu masih Madya kini resmi menjadi kota tersendiri. Akhirnya penulis pilih SMAN 1 Cimahi sebagai tempat praktikan bereksperimen. Tidak banyakk menau dengan hal bagaimana sekolah ini. Yang jelas, sekolah dengan lahan seadanya, tanpa harus meminjam lahan orang, dan bisa nyaman belajar dengan tenang bagi para siswa. Terlihat bersemangat hari itu, awal Februari, dimana upacara pertama kalinya sebagai guru dan upacara pertama setelah ...

Surat Untuk Langit

Semua orang terlahir sama. Benar, semua menjadi Manusia. Baik terlahir dalam keadaan sempurna maupun tidak sempurna, semua sama dimata Sang Pencipta. Di dunia ini, banyak kasta dalam kategori manusia. Ada kasta terkaya, kaya, sederhana, secukupnya, cukup, kurang cukup, bahkan sulit. Semua sama, karena materi hanya sebagian kecil dihitung didunia ini. Kematian? Tak akan pernah membawa materi. Kecuali, materi itu digunakan untuk kebaikan. Agama di dunia ini berbeda-beda. Ada agama universal yang diakui oleh dunia, Nasrani (Katolik dan Protestan), Islam, Hindu, Budha, Konghuchu. Dan masih banyak lagi agama yang didapat dari kebudayaan, atau pun turun temurun yang biasa disebut kepercayaan lokal. Namun dalam hal ini, semua agama meyakini Tuhan itu satu. Dzat yang tidak bisa dilihat, namun bisa diyakini bahkan menjadikan Dia sebagai pelindung, hakim, dan kebenaran tertinggi yang mutlak. Maka dari itu, semua manusia itu sama. Dalam hal bahasa, mengapa semua berbeda? Karena semua manusia i...

Ingatlah

Terkadang kita lupa dengan apa itu setelah kehidupan. Tidak ada lagi harta yang dapat dikumpulkan, tidak ada lagi rasa senyum, hanya penyesalan yang membuat kita terdiam dan bahkan menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang hina. Kematian. Benar, kematian. Tidak ada yang mampu mengelak dari sebuah kematian. Dimana rangkaian kehidupan akan berahir disini dan semua kembali kepada sang pencipta. Tidak ada alsan logis kemana kita dalam kematian. Hanya saja, tanah akan menjadi tempat kita. Ya, satu lubang tanah yang menjadikan kita terdiam, kaku, bahkan tak mampu berbuat baanyak. Sodara, cobalah renungkan bagaimana hidup kita ini. Jika memang segala perintah-Nya kita jalani, niscaya akan tenang jalan hidupnya. Ia hanya akan menunggu saat-saat indah kematian, walaupun tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini dengan cepat. Kita sebagai manusia sadar, bahwa banyak dan akan menciptakan dosa. Namun kita memiliki hati, yang mana butuh keimanan yang kuat agar kita mengenal siapa Tuhan kit...