Langsung ke konten utama

Aku yang Selalu (Cintai) Kamu

Ini tentang aku, si penulis bingkai pena
Ini tentang aku, si pemilik twitter gila
Ini tentang aku, dan seluruh isi hati ini
Yang mana aku ungkapkan, serta aku sembunyikan dibalik dinding hati ini

Untuk kamu, yang aku tak tahu entah siapa
Aku benar-benar menantimu
Aku jenuh dengan semua drama ini
Aku ingin kau hadir berikan aku semangat
Berikan aku satu kenyamanan yang berarti

Mungkin saat ini, aku belum temukan itu disaat lalu dan kini
Tapi ingatlah, aku selalu penuh dalam mencintai kekasihku
Aku belum bisa rasakan itu dari yang terdahulu hingga kini
Mungkin, aku terlalu berniat mendapatkan yang lebih, hingga aku tak tahu ada bidadari yang selalu memikirkanku

Untukmu, tulang rusukku
Aku sungguh ingin mengenalmu
Sekaranglah waktu yang tepat kau tunjukkan siapa kamu
Sekaranglah aku butuh sosokmu yang selalu aku inginkan
Namun sekali lagi, aku hanya berhayal
Siapa itu kamu, dimana itu kamu, aku sungguh tidak tahu semua itu

Jauh didasar waktu yang masih berjalan
Aku merenung dalam hubungan saat ini
Aku yang menyakiti dimasa lalu, mungkin karma di masa kini
Aku sudah lelah dengan semua ini
Aku ingin sosokmu hadir
Tanpa aku sadari, kau lah pembuat alasan mengapa aku tersenyum
Semoga kau tak jauh diwaktu saat ini
Karena sungguh, aku membutuhkan sosok bidadari hidupku

Aku yang selalu berimajinasi
Menginginkan sosok yang mampu buat ku nyaman dalam hal apapun
Aku lelah selalu memberikan kenyamanan namun tidak dibalas hal seperti itu

Aku, menunggu satu kata, satu hati, dan satu cinta dari mu, Jodohku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermula Pada Salam, Berakhir Pada Senyuman

Kayangan. (2/06/2014).  Bermula pada sebuah salam, dengan khas senyuman seorang bocah-bocah SMA yang masih polos, serta tatapan yang bertanya-tanya siapa aku, dia, dan mereka. Ini semua tentang sebuah praktikum. Praktikuim yang seorang mahasiswa tingkat akhir. Dimana penulis memauki kampus kependidikan dan mengharuskan praktik di sebuah sekolah. Memilih sekolah? Entahlah. Ini kota orang, dan tidak menau sekolah mana yang sebaiknya dipilih. Sekolah di kota Kembang? Rasanya terlalu bosan untuk menjamah kota ini. Sedikit ke timur, ya, Cimahi. Kota yang dulu masih Madya kini resmi menjadi kota tersendiri. Akhirnya penulis pilih SMAN 1 Cimahi sebagai tempat praktikan bereksperimen. Tidak banyakk menau dengan hal bagaimana sekolah ini. Yang jelas, sekolah dengan lahan seadanya, tanpa harus meminjam lahan orang, dan bisa nyaman belajar dengan tenang bagi para siswa. Terlihat bersemangat hari itu, awal Februari, dimana upacara pertama kalinya sebagai guru dan upacara pertama setelah ...

Surat Untuk Langit

Semua orang terlahir sama. Benar, semua menjadi Manusia. Baik terlahir dalam keadaan sempurna maupun tidak sempurna, semua sama dimata Sang Pencipta. Di dunia ini, banyak kasta dalam kategori manusia. Ada kasta terkaya, kaya, sederhana, secukupnya, cukup, kurang cukup, bahkan sulit. Semua sama, karena materi hanya sebagian kecil dihitung didunia ini. Kematian? Tak akan pernah membawa materi. Kecuali, materi itu digunakan untuk kebaikan. Agama di dunia ini berbeda-beda. Ada agama universal yang diakui oleh dunia, Nasrani (Katolik dan Protestan), Islam, Hindu, Budha, Konghuchu. Dan masih banyak lagi agama yang didapat dari kebudayaan, atau pun turun temurun yang biasa disebut kepercayaan lokal. Namun dalam hal ini, semua agama meyakini Tuhan itu satu. Dzat yang tidak bisa dilihat, namun bisa diyakini bahkan menjadikan Dia sebagai pelindung, hakim, dan kebenaran tertinggi yang mutlak. Maka dari itu, semua manusia itu sama. Dalam hal bahasa, mengapa semua berbeda? Karena semua manusia i...

Ingatlah

Terkadang kita lupa dengan apa itu setelah kehidupan. Tidak ada lagi harta yang dapat dikumpulkan, tidak ada lagi rasa senyum, hanya penyesalan yang membuat kita terdiam dan bahkan menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang hina. Kematian. Benar, kematian. Tidak ada yang mampu mengelak dari sebuah kematian. Dimana rangkaian kehidupan akan berahir disini dan semua kembali kepada sang pencipta. Tidak ada alsan logis kemana kita dalam kematian. Hanya saja, tanah akan menjadi tempat kita. Ya, satu lubang tanah yang menjadikan kita terdiam, kaku, bahkan tak mampu berbuat baanyak. Sodara, cobalah renungkan bagaimana hidup kita ini. Jika memang segala perintah-Nya kita jalani, niscaya akan tenang jalan hidupnya. Ia hanya akan menunggu saat-saat indah kematian, walaupun tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini dengan cepat. Kita sebagai manusia sadar, bahwa banyak dan akan menciptakan dosa. Namun kita memiliki hati, yang mana butuh keimanan yang kuat agar kita mengenal siapa Tuhan kit...