Langsung ke konten utama

TERIMAKASIH

Terimakasih Ibu, tanpamu aku bukanlah siapa-siapa. Kau ajarkan aku arti hidup, dank au pulalah yang mengerti aku. Kau dengan semangatmu menjadikanku seperti ini, walau balas belum menemui budi, tapi tujuan dan niat selalu ada untuk membasuh kedua kakimu. Terimakasih tatkala sepi temaniku, kau dahaga yang harus ku temui. Rindu dalam jarak adalah untukmu, bukan untuk siapa-siapa. Jasamu tak mampu terucap dengan kata-kata.

Terimakasih Ayah, walau aku belum mengetahui siapa itu ayah, namun aku percaya sosokmu akan ku gantikan kelak. Kau selalu menjadi pembangga dalam kisah hidup ini. Meski harus menempuh jarak, aku disini mengurung rasa rindu yang dalam untuk temui kebahagiaan dalam sosok ayah. Bukan maksudku acuhkanmu, tapi keadaan yang membuat kau dan aku saling tak merangkul. Namun dengan semua itu tetap kau ayah dari urat nadiku. Ciptaku tanpamu bukan menjadi arah hidupku.

Terimakasih Kakek-Nenek, walau aku tak ingat sosokmu, apalagi Nenek, aku tahu betul dari kisah yang ku dengar dari sanak serta keluargaku. Disetiap angan terdapat satu hasrat ingin bertemu. Dan doa ku selalu menjadi penyebrang kala gelap menghampiri. Semoga bahagia dialam pembeda kita, karena disini kami pun akan menemuimu.

Terimakasih Saudaraku, walau tak terhitung banyaknya sanak, tapi aku yakin kau tempat kedua yang jadikan ku seperti ini. Kalian menjadikan ku siapa aku. Dan kalian pulalah yang menjadikanku apa itu persaudaraan.

Terimakasih Sahabat, denganmu hati ini tenang. Tidak ada ragu untuk sama-sama melangkah. Kau artikan llangkah ini berbagi. Bukan saling menyikut. Sedikit saja kesedihan yang tertanam, itu akan menjadi kesedihan berlarut dan parallel dihatiku. Kau ialah hiasan disetiap senyumku.

Terimakasih Teman, tanpa kehadiranmu, mungkin saja aku hanya sebatang lidi yang tak mampu membersihkan dedaunan yang berserakan. Denganmu kini terlukis arti hidup, arti persaingan, hingga arti berbagi. Kau merupakan bayangan penyeimbang disaat sepi.

Terimaksih Kisah lama, dari kalian aku belajar mencintai mahluk Tuhan. Dari kalian pulalah aku mengerti bagaimana nikmatnya memadu asmara. Dan dari kalian pulalah aku merasakan pahit serta jatuhnya hati yang mendasar. Bukan maksudku melupakanmu, namun adakalanya kisah lama tak terulang dalam kisah selanjutnya. Dukamu olehku akan menjadikan kalian dewasa, begitupun sebaliknya. Kalian ialah kisah lama penyeimbang sentuhan hati setiap insan.

Terimkasih pahlawan, tak mampu aku bisa seperti kalian. Banyak pahlawan yang juga tak mampu aku sebutkan. Guruku pun pahlawan dalam mengajarkan arti pengetahuan. Sama seperti prajurit Tuhan, kau pun membela Negara Tanah Air ini dengan keikhlasan waktu yang kalian perjuangkan.

Terimakasih Cinta, kau ajarkan bagaimana manis, pahit, serta duka yang mendalam untuk hati ini. Cinta sejati memang belum ku miliki, namun ada saja kisah menarik disetiap kelembutannya. Dan terimakasih untukmu kekasih saat ini.

Alunan terimkasih bukanlah sajak dari mulut. Jika kita mampu maknai dengan hati, maka terimakasih itu adalah suatu doa yang begitu istimewa. Bahkan kita mampu ciptakan senyum untuk orang lain. Bukankah membuat senyum orang lain itu ialah ibadah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermula Pada Salam, Berakhir Pada Senyuman

Kayangan. (2/06/2014).  Bermula pada sebuah salam, dengan khas senyuman seorang bocah-bocah SMA yang masih polos, serta tatapan yang bertanya-tanya siapa aku, dia, dan mereka. Ini semua tentang sebuah praktikum. Praktikuim yang seorang mahasiswa tingkat akhir. Dimana penulis memauki kampus kependidikan dan mengharuskan praktik di sebuah sekolah. Memilih sekolah? Entahlah. Ini kota orang, dan tidak menau sekolah mana yang sebaiknya dipilih. Sekolah di kota Kembang? Rasanya terlalu bosan untuk menjamah kota ini. Sedikit ke timur, ya, Cimahi. Kota yang dulu masih Madya kini resmi menjadi kota tersendiri. Akhirnya penulis pilih SMAN 1 Cimahi sebagai tempat praktikan bereksperimen. Tidak banyakk menau dengan hal bagaimana sekolah ini. Yang jelas, sekolah dengan lahan seadanya, tanpa harus meminjam lahan orang, dan bisa nyaman belajar dengan tenang bagi para siswa. Terlihat bersemangat hari itu, awal Februari, dimana upacara pertama kalinya sebagai guru dan upacara pertama setelah ...

Surat Untuk Langit

Semua orang terlahir sama. Benar, semua menjadi Manusia. Baik terlahir dalam keadaan sempurna maupun tidak sempurna, semua sama dimata Sang Pencipta. Di dunia ini, banyak kasta dalam kategori manusia. Ada kasta terkaya, kaya, sederhana, secukupnya, cukup, kurang cukup, bahkan sulit. Semua sama, karena materi hanya sebagian kecil dihitung didunia ini. Kematian? Tak akan pernah membawa materi. Kecuali, materi itu digunakan untuk kebaikan. Agama di dunia ini berbeda-beda. Ada agama universal yang diakui oleh dunia, Nasrani (Katolik dan Protestan), Islam, Hindu, Budha, Konghuchu. Dan masih banyak lagi agama yang didapat dari kebudayaan, atau pun turun temurun yang biasa disebut kepercayaan lokal. Namun dalam hal ini, semua agama meyakini Tuhan itu satu. Dzat yang tidak bisa dilihat, namun bisa diyakini bahkan menjadikan Dia sebagai pelindung, hakim, dan kebenaran tertinggi yang mutlak. Maka dari itu, semua manusia itu sama. Dalam hal bahasa, mengapa semua berbeda? Karena semua manusia i...

Ingatlah

Terkadang kita lupa dengan apa itu setelah kehidupan. Tidak ada lagi harta yang dapat dikumpulkan, tidak ada lagi rasa senyum, hanya penyesalan yang membuat kita terdiam dan bahkan menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang hina. Kematian. Benar, kematian. Tidak ada yang mampu mengelak dari sebuah kematian. Dimana rangkaian kehidupan akan berahir disini dan semua kembali kepada sang pencipta. Tidak ada alsan logis kemana kita dalam kematian. Hanya saja, tanah akan menjadi tempat kita. Ya, satu lubang tanah yang menjadikan kita terdiam, kaku, bahkan tak mampu berbuat baanyak. Sodara, cobalah renungkan bagaimana hidup kita ini. Jika memang segala perintah-Nya kita jalani, niscaya akan tenang jalan hidupnya. Ia hanya akan menunggu saat-saat indah kematian, walaupun tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini dengan cepat. Kita sebagai manusia sadar, bahwa banyak dan akan menciptakan dosa. Namun kita memiliki hati, yang mana butuh keimanan yang kuat agar kita mengenal siapa Tuhan kit...