Langsung ke konten utama

Sulit Rasanya

Mungkin aku telah membeku untuk membuka keindahan cinta
Mungkin pula aku telah lenyap dari setiap peredaran kasih sayang
Jauh ku kenal akan diriku yang memahami satu cinta
Namun kini, untuk merindu saja aku berfikir dulu untuk siapa
Ada saja kadang merancu itu lebih ku ingat
Namun apa daya bila tawamu bukan untukku
Sangat banyak diluar sana yang bisa ku dapat
Dan lebih banyak yang bisa ku genggam
Namun semua kembali kedalam hati
Ada bisikan bahwa ini bukan untukku
Ada cercaan bahwa ini salah, ini benar, semakin membingungkan

Setiap langkah dari pijakan ini tentu bukan untukmu
Bukan untuk mencarimu, apalagi mendamba
Aku hanya ingin jauh melangkah tanpa harus membenamkan hati
Hanya saja, aku percaya ada peraduan cinta yang bisa kumiliki
Aku yakin bukan satu, dua, tiga waktu yang datang
Namun ribuan langkah akan segera mengiringi

Kerinduan untuk kembali memiliki memang ada
Itu sulit tentunya, sulit rasanya
Ada jutaan rasa yang harus ku pilah demi satu nama yang ku mau
Bukan untuk mencari kesempurnaan, namun untuk mengahiri perceraian
Aku tak ingin singkat terus terbenam dalam lanjutannya
Aku hanya ingin memulai berhitung satu, dua dan selamanya
Karena ku percaya akan ada masanya dimana ku mampu menggenggam kasih
Walau harus berawal pahit
Namun tetap ku nanti
Walau sulit, akan tetap ku nikmati
Rasanya memang benar
Bahwa cinta itu tidak akan ada perencanaan
Semua datang dengan tidak terduga...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermula Pada Salam, Berakhir Pada Senyuman

Kayangan. (2/06/2014).  Bermula pada sebuah salam, dengan khas senyuman seorang bocah-bocah SMA yang masih polos, serta tatapan yang bertanya-tanya siapa aku, dia, dan mereka. Ini semua tentang sebuah praktikum. Praktikuim yang seorang mahasiswa tingkat akhir. Dimana penulis memauki kampus kependidikan dan mengharuskan praktik di sebuah sekolah. Memilih sekolah? Entahlah. Ini kota orang, dan tidak menau sekolah mana yang sebaiknya dipilih. Sekolah di kota Kembang? Rasanya terlalu bosan untuk menjamah kota ini. Sedikit ke timur, ya, Cimahi. Kota yang dulu masih Madya kini resmi menjadi kota tersendiri. Akhirnya penulis pilih SMAN 1 Cimahi sebagai tempat praktikan bereksperimen. Tidak banyakk menau dengan hal bagaimana sekolah ini. Yang jelas, sekolah dengan lahan seadanya, tanpa harus meminjam lahan orang, dan bisa nyaman belajar dengan tenang bagi para siswa. Terlihat bersemangat hari itu, awal Februari, dimana upacara pertama kalinya sebagai guru dan upacara pertama setelah ...

Surat Untuk Langit

Semua orang terlahir sama. Benar, semua menjadi Manusia. Baik terlahir dalam keadaan sempurna maupun tidak sempurna, semua sama dimata Sang Pencipta. Di dunia ini, banyak kasta dalam kategori manusia. Ada kasta terkaya, kaya, sederhana, secukupnya, cukup, kurang cukup, bahkan sulit. Semua sama, karena materi hanya sebagian kecil dihitung didunia ini. Kematian? Tak akan pernah membawa materi. Kecuali, materi itu digunakan untuk kebaikan. Agama di dunia ini berbeda-beda. Ada agama universal yang diakui oleh dunia, Nasrani (Katolik dan Protestan), Islam, Hindu, Budha, Konghuchu. Dan masih banyak lagi agama yang didapat dari kebudayaan, atau pun turun temurun yang biasa disebut kepercayaan lokal. Namun dalam hal ini, semua agama meyakini Tuhan itu satu. Dzat yang tidak bisa dilihat, namun bisa diyakini bahkan menjadikan Dia sebagai pelindung, hakim, dan kebenaran tertinggi yang mutlak. Maka dari itu, semua manusia itu sama. Dalam hal bahasa, mengapa semua berbeda? Karena semua manusia i...

Ingatlah

Terkadang kita lupa dengan apa itu setelah kehidupan. Tidak ada lagi harta yang dapat dikumpulkan, tidak ada lagi rasa senyum, hanya penyesalan yang membuat kita terdiam dan bahkan menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang hina. Kematian. Benar, kematian. Tidak ada yang mampu mengelak dari sebuah kematian. Dimana rangkaian kehidupan akan berahir disini dan semua kembali kepada sang pencipta. Tidak ada alsan logis kemana kita dalam kematian. Hanya saja, tanah akan menjadi tempat kita. Ya, satu lubang tanah yang menjadikan kita terdiam, kaku, bahkan tak mampu berbuat baanyak. Sodara, cobalah renungkan bagaimana hidup kita ini. Jika memang segala perintah-Nya kita jalani, niscaya akan tenang jalan hidupnya. Ia hanya akan menunggu saat-saat indah kematian, walaupun tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini dengan cepat. Kita sebagai manusia sadar, bahwa banyak dan akan menciptakan dosa. Namun kita memiliki hati, yang mana butuh keimanan yang kuat agar kita mengenal siapa Tuhan kit...