Lelah bercampur keringat itu bagi seorang atlet mungkin keren, tapi tidak bagi kami, para pelajar kelas 2 SMA ini. Bercampur aroma aura badan serta asamnya keringat teman membuat pelajaran olahraga di jam matahari mulai meninggi memang tidak bisa dibilang keren. Huft....
Baik, perkenalkan nama aku Kean. Terdengar asing? Ya namanya juga bukan artis muehehe. Saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA swasta di kota kecil.
Pagi sekitar jam 6.30 mulai berangkat dari rumah. Sudah biasa sih, tapi tetap saja letih. Rumah ke sekolah jalan kaki, jarak 2km-an sih, ga jauh lah. Aku pelajar yang terbilang kepagian. Tidak pernah ada kata kesiangan. Ya begitulah orang-orang memanggilku.
Oke ini cerita Aku, bukan dia, mereka atau pun power ranger, ini hanya cerita aku, Kean si penjagal cinta.
Aneh
Awal perkenalan saat itu sebagai hal yang wajar. Maklum lah siswa pindahan. Saat itu tidak ada yang ku kenal. Lagi-lagi asing bagi ku karena baru kali ini menginjak kota yang asing bagi keluarga kami.. Ini semua tuntutan kepindahan kerja ayah saya.
Awal perkenalan saat itu sebagai hal yang wajar. Maklum lah siswa pindahan. Saat itu tidak ada yang ku kenal. Lagi-lagi asing bagi ku karena baru kali ini menginjak kota yang asing bagi keluarga kami.. Ini semua tuntutan kepindahan kerja ayah saya.
"Perkenalkan, nama saya Kean Al-Ghozali, panggil saja An". Dengan gagah dan penuh ekspresi muka dingin nahan kebelet pipis.
Aku rasa semua siswa dikelas ini baik-baik, walau hanya dilihat dari tampang wajah. Ada yang ekspresi muka bertanya-tanya, cuek, sinis, bengis, kecut, asem, ileran, loh?
Ahirnya pelajaran pun dimulai. Nggak ada tuh yang tanya-tanya selain temen baru yang duduk di paha saya, eh disatu meja dengan saya maksudnya. Namanya Jon. Wah dalam benak hati sepertinya ini orang pasti terkenal. Panggilannya aja jon.
"Agus", seketika bu guru yang lemaknya bergelimir di pipi, pundak, lutut, kaki memanggil nama tersebut.
Dan...
"Iya bu", temen sebangku saya menjawab panggilan si Ibu.
Dan disitu saya muntah paku, darah, kalajengking, kepala banyak burung terbang muter, kadang kecoa juga. Wuanjir, nama Agus tapi ngaku-ngaku Jon. Ya, Agus Saepudin itu nama lengkapnya.
Dia
Ini adalah istirahat pertama ku disekolah baru nan rindang ini. Sekolah yang berarsitektur jaman 90-an, bercat tembok pudar, dan tak berkarakteristik ini. Tapi walai begitu nyaman lah untuk ditinggali.
Ini adalah istirahat pertama ku disekolah baru nan rindang ini. Sekolah yang berarsitektur jaman 90-an, bercat tembok pudar, dan tak berkarakteristik ini. Tapi walai begitu nyaman lah untuk ditinggali.
Istirahat ini menjadi sebua konferensi pers. Ya, teman sekelas semua pada tanya-menanya. Mulai asal dari mana, kenapa pindah, rumah dimana, nama buyut siapa, wuidih.
Tapi ternyata seru juga berada dikelas ini. Semua tidak cuek. Semua menjadi teman yang baik. Saat di kantin sekolah, saat disitulah ada seorang perempuan yang mengalihkan mata ku, iyalah wong dia megang kepala saya.
"Kean? Kean kan? Ya ampun kamu pindah kesini An?" Khas dengan suaranya, namun aku masih memandang lekat wajahnya.
Seketika itu aku pun bingung, entah dia siapa dan kenapa dia tahu nama ku. Padahal dia tidak tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia loh
Ya ahirnya aku kenal dia. Dia Meta. Teman SMP sekaligus gebetan rahasia aku saat itu
Komentar
Posting Komentar