Langsung ke konten utama

Lantas Kemana Dia Pergi? (Bag 1)

Lelah bercampur keringat itu bagi seorang atlet mungkin keren, tapi tidak bagi kami, para pelajar kelas 2 SMA ini. Bercampur aroma aura badan serta asamnya keringat teman membuat pelajaran olahraga di jam matahari mulai meninggi memang tidak bisa dibilang keren. Huft....


Baik, perkenalkan nama aku Kean. Terdengar asing? Ya namanya juga bukan artis muehehe. Saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA swasta di kota kecil.

Pagi sekitar jam 6.30 mulai berangkat dari rumah. Sudah biasa sih, tapi tetap saja letih. Rumah ke sekolah jalan kaki, jarak 2km-an sih, ga jauh lah. Aku pelajar yang terbilang kepagian. Tidak pernah ada kata kesiangan. Ya begitulah orang-orang memanggilku.
 
Oke ini cerita Aku, bukan dia, mereka atau pun power ranger, ini hanya cerita aku, Kean si penjagal cinta.


Aneh
Awal perkenalan saat itu sebagai hal yang wajar. Maklum lah siswa pindahan. Saat itu tidak ada yang ku kenal. Lagi-lagi asing bagi ku karena baru kali ini menginjak kota yang asing bagi keluarga kami.. Ini semua tuntutan kepindahan kerja ayah saya.

"Perkenalkan, nama saya Kean Al-Ghozali, panggil saja An". Dengan gagah dan penuh ekspresi muka dingin nahan kebelet pipis. 

Aku rasa semua siswa dikelas ini baik-baik, walau hanya dilihat dari tampang wajah. Ada yang ekspresi muka bertanya-tanya, cuek, sinis, bengis, kecut, asem, ileran, loh?

Ahirnya pelajaran pun dimulai. Nggak ada tuh yang tanya-tanya selain temen baru yang duduk di paha saya, eh disatu meja dengan saya maksudnya. Namanya Jon. Wah dalam benak hati sepertinya ini orang pasti terkenal. Panggilannya aja jon.
 
"Agus", seketika bu guru yang lemaknya bergelimir di pipi, pundak, lutut, kaki memanggil nama tersebut. 

Dan... 

"Iya bu", temen sebangku saya menjawab panggilan si Ibu. 

Dan disitu saya muntah paku, darah, kalajengking, kepala banyak burung terbang muter, kadang kecoa juga. Wuanjir, nama Agus tapi ngaku-ngaku Jon. Ya, Agus Saepudin itu nama lengkapnya.


Dia
Ini adalah istirahat pertama ku disekolah baru nan rindang ini. Sekolah yang berarsitektur jaman 90-an, bercat tembok pudar, dan tak berkarakteristik ini. Tapi walai begitu nyaman lah untuk ditinggali.

Istirahat ini menjadi sebua konferensi pers. Ya, teman sekelas semua pada tanya-menanya. Mulai asal dari mana, kenapa pindah, rumah dimana, nama buyut siapa, wuidih. 

Tapi ternyata seru juga berada dikelas ini. Semua tidak cuek. Semua menjadi teman yang baik. Saat di kantin sekolah, saat disitulah ada seorang perempuan yang mengalihkan mata ku, iyalah wong dia megang kepala saya. 

"Kean? Kean kan? Ya ampun kamu pindah kesini An?" Khas dengan suaranya, namun aku masih memandang lekat wajahnya.

Seketika itu aku pun bingung, entah dia siapa dan kenapa dia tahu nama ku. Padahal dia tidak tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia loh


Ya ahirnya aku kenal dia. Dia Meta. Teman SMP sekaligus gebetan rahasia aku saat itu

...........next bagian 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih ku ucapkan kepadamu yang telah warnai hati ini kemarin lalu Terimakasih ku ucapkan kepadamu yang telah kembalikan senyumku seperti semula Ada kalanya sesuai tidaknya suatu hubungan ditentukan dari hati masing-masing Walau ahirnya hanya resah yang terasa Resah tak milikimu Resah tak mampu bahagiakanmu Terimakasih hari-hari yang menyenangkannya Mungkin dilain waktu kita akan berjumpa lagi Entah itu sekedar teman, atau sekedar dekat kembali Senang telah mengenalmu Dari aku sang pengenal lelah

“Biarkan Aku Melakukannya, Bunda”

Hari ini mungkin menjadi hari terindah dalam hidupku. Tidak peduli akan masa lalu, dan kini akan ku sambut masa depan bersamanya, kekasih yang InsyaAllah menjadi pelabuhan terahir cinta ini. Hari ini sangat aku tunggu juga dia, yang telah 5 tahun menjalin kasih sayang untuk merajut dan membuka lembaran baru, menikah bersamanya. Tedy, itulah nama yang hari ini akan mengucapkan janji denganku untuk membina rumah tangga bersamaku. Jam telah menunjukan pukul 08.00. Jantung ini benar-benar berdegup kencang, tidak biasanya bahkan lebih kencang dibanding Interview melamar pekerjaan. Tubuh ini pun dibalut dengan pakaian adat Sunda yang begitu khas. Warna putih aku pilih untuk menghadapi akad nikah hari ini. “Rini, kamu sangat terlihat cantik sekali”, puji ibunda tercintaku yang sedari tadi ikut meriasi aku. “Ah bunda, setiap hari juga aku kan cantik bun..”, ucapku dengan senyuman. “ya sudah ayo cepat, sebentar lagi rombongan keluarga Tedy datang”, sambil merapikan kerudungku yang membalu

Postingan Terakhir Coretan Bingkai Pena

Ya, selamat pagi semuanya. Di pagi yang hujan turun secara perlahan ini, saya sebagai pembuat blog ini memang banyak-banyak berterimakasih kepada pembaca yang sudah 28 ribu view blog ini. Hal ini tentu membuat saya bangga akan pencapaian view ini karena blog ini hanya berisi tulisan ringan dengan penyajian romantis dan puitis. Tentunya dengan postingan ini akan menjadi postingan yang terakhir buat saya. Karena alasan tertentu blog ini tidak lagi dibuat tulisan. Saya sendiri mengalihkan tulisan-tuisan saya di www.nirfanprasetya.blogspot.com karena sesuai keinginan saya menyajikan tulisan dengan suasana berbeda. Disana pula saya tuangkan hobi saya dengan sedikit jenaka dan berita-berita unik dalam kemasan selera saya sendiri. Sampai jumpa di blog saya  disini  yang akan melanjutkan tulisan bingkai pena. Salam... Nirfan Follow Twitter @nirfanprasetya Follow IG nirfanprasetya Path nirfanprasetya FB Nirfan Prasetya Channel Youtube : Nirfan Prasetya