Langsung ke konten utama

Kepada Kalian Yang Telah Warnai Hidup Ini

Kepada kalian yang telah warnai hidup ini,
Ada banyak hal yang telah terlewati bersama
Baik dengannya, dia, dia dan lainnya
Banyak hal berbeda dalam setiap ceritanya
Banyak hal unik yang tidak bisa lepas dari kata 'kisah'

Kepada kalian yang telah warnai hidup ini,
Siapa bilang kalian terlupakan
Kalian memiliki ruang tersendiri di hati ini
Karena bagaimana pun kalian pernah singgah sementara walau ahirnya tak lama

Kepada kalian yang telah warnai hidup ini,
Sudah lama tidak bertemu
Mungkin kalian akan sedikit berbeda dari sebelumnya
Ada yang gemukan, kurusan atau mungkin tetap sama
Tapi bagaimanapun, ada memori sama rupa dalam kenangan saat-saat bersama

Kepada kaliam yang telah warnai hidup ini,
Seandainya kita dulu tidak berpisah
Maka akan tetap ada nama kita berdua saat ini
Yang selalu diingat teman-teman kita bahwa kita masih bersama

Kepada kalian yang telah warnai hidup ini,
Percayalah, kalian lebih bahagia saat ini dari pada saat kita bersama dulu
Walau belum mengenal waktu, sibuk dan duka, namun ada saja cerita kecil indah bersama

Kepada kalian yang telah warnai hidup ini,
Ada banyak warna yang kalian bagikan masing-masing pada masanya
Disitu aku tahu bahwa pelajaran akan didapat setelah melewatinya

Kepada kalian yang telah warnai hidup ini,
Terimakasih atas waktunya
Beribu maaf bila salah dalam lisan, perbuatan dan perasaan yang membuat kalian masih menyimpan amarah
Kalian tetap sama dihati ini
Tak ada yang berubah
Kalian tetap indah pada masanya dahulu
Kalian yang mengajari indahnya mencintai dan dicintai

Kepada kalian yang telah warnai hidup ini,
Tetap ingatlah aku,
Sebagai masa lalumu...

#Bukanuntuksiapasiapa
#Hanyatulisantanpasara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermula Pada Salam, Berakhir Pada Senyuman

Kayangan. (2/06/2014).  Bermula pada sebuah salam, dengan khas senyuman seorang bocah-bocah SMA yang masih polos, serta tatapan yang bertanya-tanya siapa aku, dia, dan mereka. Ini semua tentang sebuah praktikum. Praktikuim yang seorang mahasiswa tingkat akhir. Dimana penulis memauki kampus kependidikan dan mengharuskan praktik di sebuah sekolah. Memilih sekolah? Entahlah. Ini kota orang, dan tidak menau sekolah mana yang sebaiknya dipilih. Sekolah di kota Kembang? Rasanya terlalu bosan untuk menjamah kota ini. Sedikit ke timur, ya, Cimahi. Kota yang dulu masih Madya kini resmi menjadi kota tersendiri. Akhirnya penulis pilih SMAN 1 Cimahi sebagai tempat praktikan bereksperimen. Tidak banyakk menau dengan hal bagaimana sekolah ini. Yang jelas, sekolah dengan lahan seadanya, tanpa harus meminjam lahan orang, dan bisa nyaman belajar dengan tenang bagi para siswa. Terlihat bersemangat hari itu, awal Februari, dimana upacara pertama kalinya sebagai guru dan upacara pertama setelah ...

Surat Untuk Langit

Semua orang terlahir sama. Benar, semua menjadi Manusia. Baik terlahir dalam keadaan sempurna maupun tidak sempurna, semua sama dimata Sang Pencipta. Di dunia ini, banyak kasta dalam kategori manusia. Ada kasta terkaya, kaya, sederhana, secukupnya, cukup, kurang cukup, bahkan sulit. Semua sama, karena materi hanya sebagian kecil dihitung didunia ini. Kematian? Tak akan pernah membawa materi. Kecuali, materi itu digunakan untuk kebaikan. Agama di dunia ini berbeda-beda. Ada agama universal yang diakui oleh dunia, Nasrani (Katolik dan Protestan), Islam, Hindu, Budha, Konghuchu. Dan masih banyak lagi agama yang didapat dari kebudayaan, atau pun turun temurun yang biasa disebut kepercayaan lokal. Namun dalam hal ini, semua agama meyakini Tuhan itu satu. Dzat yang tidak bisa dilihat, namun bisa diyakini bahkan menjadikan Dia sebagai pelindung, hakim, dan kebenaran tertinggi yang mutlak. Maka dari itu, semua manusia itu sama. Dalam hal bahasa, mengapa semua berbeda? Karena semua manusia i...

Ingatlah

Terkadang kita lupa dengan apa itu setelah kehidupan. Tidak ada lagi harta yang dapat dikumpulkan, tidak ada lagi rasa senyum, hanya penyesalan yang membuat kita terdiam dan bahkan menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang hina. Kematian. Benar, kematian. Tidak ada yang mampu mengelak dari sebuah kematian. Dimana rangkaian kehidupan akan berahir disini dan semua kembali kepada sang pencipta. Tidak ada alsan logis kemana kita dalam kematian. Hanya saja, tanah akan menjadi tempat kita. Ya, satu lubang tanah yang menjadikan kita terdiam, kaku, bahkan tak mampu berbuat baanyak. Sodara, cobalah renungkan bagaimana hidup kita ini. Jika memang segala perintah-Nya kita jalani, niscaya akan tenang jalan hidupnya. Ia hanya akan menunggu saat-saat indah kematian, walaupun tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini dengan cepat. Kita sebagai manusia sadar, bahwa banyak dan akan menciptakan dosa. Namun kita memiliki hati, yang mana butuh keimanan yang kuat agar kita mengenal siapa Tuhan kit...