Langsung ke konten utama

Rindu Itu Nyata

Kita pernah mendengar kata rindu dan apakah itu hanya halusinasi? Rasanya tidak. Hal itu bisa kita rasakan memang hanya dengan hati, namun betapa kita selalu merasakannya. Beberapa rindu yang nyata itu diantaranya :

1. Rindu kepada Orang tua
Rindu yang satu ini memang benar-benar nyata. Selalu kita rasakan ketika jarak benar-benar menjauhkan anak dan orang tuanya. Terlebih bila orang tua kita telah tiada. Seangkuh apapun kita saat dekat dengan orang tua kita, pasti dan nyata ketika jauh akan merasakan rindu yang tiada bandingannya. Maka sayangilah orang tua kita selagi ada dan doakan yang terbaik untuknya.

2. Rindu kepada teman sejawat
Rindu yang satu ini memang rindu kebersamaan ketika benar-benar kita akan berpisah dengan teman seangkatan dimasa sekolah maupun kuliah. Ini membuktikan bahwa kita memang membutuhkan teman-teman kita dimasa lalu maupun dimasa mendatang walaupun ada saja cemooh dan sering bertengkar.

3. Rindu kepada sanak saudara
Ini ditempatkan ketiga karena rindu yang satu ini hanya rindu sesaat. Karena memang sanak saudara kita yang berjauhan sangat tidak terlalu merindukan kehadirannya. Hanya sesekali misalnya ketika hari raya dan lainnya.

4. Rindu kepada kekasih
Ketika jauh, dan kekasih hati berada dijarak ratusan kilo meter dari tempat kita, sebenarnya masih bisa bermesra dan komunikasi dengan baik. Namun tentunya rindu itu terjadi pada waktu tertentu saja. Kita lebih merindukan wajah orang tua kita dan lainnya. Namun tetap utamakan kesetiaan saat LDR dilaksanakan.

Itulah segenap rindu dalam persepsi penulis.. Rindukanlah apa yang seharusnya dirindukan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermula Pada Salam, Berakhir Pada Senyuman

Kayangan. (2/06/2014).  Bermula pada sebuah salam, dengan khas senyuman seorang bocah-bocah SMA yang masih polos, serta tatapan yang bertanya-tanya siapa aku, dia, dan mereka. Ini semua tentang sebuah praktikum. Praktikuim yang seorang mahasiswa tingkat akhir. Dimana penulis memauki kampus kependidikan dan mengharuskan praktik di sebuah sekolah. Memilih sekolah? Entahlah. Ini kota orang, dan tidak menau sekolah mana yang sebaiknya dipilih. Sekolah di kota Kembang? Rasanya terlalu bosan untuk menjamah kota ini. Sedikit ke timur, ya, Cimahi. Kota yang dulu masih Madya kini resmi menjadi kota tersendiri. Akhirnya penulis pilih SMAN 1 Cimahi sebagai tempat praktikan bereksperimen. Tidak banyakk menau dengan hal bagaimana sekolah ini. Yang jelas, sekolah dengan lahan seadanya, tanpa harus meminjam lahan orang, dan bisa nyaman belajar dengan tenang bagi para siswa. Terlihat bersemangat hari itu, awal Februari, dimana upacara pertama kalinya sebagai guru dan upacara pertama setelah ...

Surat Untuk Langit

Semua orang terlahir sama. Benar, semua menjadi Manusia. Baik terlahir dalam keadaan sempurna maupun tidak sempurna, semua sama dimata Sang Pencipta. Di dunia ini, banyak kasta dalam kategori manusia. Ada kasta terkaya, kaya, sederhana, secukupnya, cukup, kurang cukup, bahkan sulit. Semua sama, karena materi hanya sebagian kecil dihitung didunia ini. Kematian? Tak akan pernah membawa materi. Kecuali, materi itu digunakan untuk kebaikan. Agama di dunia ini berbeda-beda. Ada agama universal yang diakui oleh dunia, Nasrani (Katolik dan Protestan), Islam, Hindu, Budha, Konghuchu. Dan masih banyak lagi agama yang didapat dari kebudayaan, atau pun turun temurun yang biasa disebut kepercayaan lokal. Namun dalam hal ini, semua agama meyakini Tuhan itu satu. Dzat yang tidak bisa dilihat, namun bisa diyakini bahkan menjadikan Dia sebagai pelindung, hakim, dan kebenaran tertinggi yang mutlak. Maka dari itu, semua manusia itu sama. Dalam hal bahasa, mengapa semua berbeda? Karena semua manusia i...

Ingatlah

Terkadang kita lupa dengan apa itu setelah kehidupan. Tidak ada lagi harta yang dapat dikumpulkan, tidak ada lagi rasa senyum, hanya penyesalan yang membuat kita terdiam dan bahkan menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang hina. Kematian. Benar, kematian. Tidak ada yang mampu mengelak dari sebuah kematian. Dimana rangkaian kehidupan akan berahir disini dan semua kembali kepada sang pencipta. Tidak ada alsan logis kemana kita dalam kematian. Hanya saja, tanah akan menjadi tempat kita. Ya, satu lubang tanah yang menjadikan kita terdiam, kaku, bahkan tak mampu berbuat baanyak. Sodara, cobalah renungkan bagaimana hidup kita ini. Jika memang segala perintah-Nya kita jalani, niscaya akan tenang jalan hidupnya. Ia hanya akan menunggu saat-saat indah kematian, walaupun tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini dengan cepat. Kita sebagai manusia sadar, bahwa banyak dan akan menciptakan dosa. Namun kita memiliki hati, yang mana butuh keimanan yang kuat agar kita mengenal siapa Tuhan kit...